--> Skip to main content


  

[CERBUNG] D2C: Harta Karun yang Tak Terlihat (Eps. 7)


BAB 7: Apa Yang Sebenarnya Terjadi?


Sebelum membaca bab ini, silahkan baca dulu bab sebelumnya di:
[CERBUNG] D2C: Harta Karun Yang Tak Terlihat (Eps. 6)


Teka-teki yang sedang dipecahkan Nino dan Jono:

   Berlayar di dunia yang luas namun tak bisa dirasakan
 Harta karun yang sangat berlimpah namun sulit untuk didapatkan
 Dengan kerja keras yang gigih akhirnya semua bisa dikumpulkan
 Namun wujudnya tak bisa dilihat dan dirasakan
 Bagi yang menginginkan, petunjuknya sebagai berikut:
 1. Surat yang sering ku kirimkan namun tak bisa dipegang
 2. Hanya bisa dilihat apabila pergi ke tempat pertama aku bertemu dengan orang yang ku cintai..


cerita detektif cilik indonesia lokal



“Pokoknya kakak harus hati-hati!” Tegas Jono. Kali ini dia sedang berbicara dengan Sisca lewat telepon umum. Mereka memperingatkan Sisca agar berhati-hati, karena kemungkinan besar wanita itu juga diincar oleh penjahat yang tadi sore menculik Ardi.
Jono kemudian menutup telepon tersebut. Wajahnya masih tegang. Waktu itu jam sudah menunjukkan pukul setengah 6 sore, Nino dan Jono masih berada di dekat gedung perpustakaan.
“Bagaimana?” Tanya Nino. “Apa kah dia menuruti perkataanmu?”
“Yeah, walaupun dia setengah percaya – tapi dia berjanji akan berhati-hati,” jawab Jono lega.
“Hei, apa itu?” Tunjuk Jono tiba-tiba ke sebuah benda yang letaknya beberapa meter dari tempat mereka berdiri. Benda itu dari jauh terlihat seperti buku yang berwarna hijau. Langsung saja Nino dan Jono berlari untuk mengambil benda yang letaknya di pinggir jalan raya itu.
Nino kemudian memungut benda itu. Dia pun terkejut setelah melihatnya dari dekat.
“Ini aneh sekali! Bukankah ini buku yang tadi dipinjam kak Ardi dari perpustakaan? Kenapa bisa terjatuh di sini?” Kali ini perasaan bingung dan curiga bercampur aduk di dalam hati Nino.
“Buku ‘Internet Marketing’?” gumam Jono. Dia membaca judul dari buku itu. “Aneh, untuk apa buku ini dipinjam kakak itu. Apa ada hubungannya dengan teka-teki yang sedang kita hadapi?”
“Entahlah,” gumam Nino. Dia kemudian membuka halaman pertama dari buku itu. Raut wajahnya langsung berubah. “Rupanya dari tadi kak Ardi sudah tahu kalau kita mengikutinya dari belakang. Dan sekarang meninggalkan petunjuk untuk kita,” Nino mencoba menyimpulkan.
“Darimana kau tahu?” Tanya Jono heran.
“Coba kau lihat tulisan yang sangat kecil ini. Ini seperti tulisan tangan,” tunjuk Nino.
Mata Jono kemudian tertuju ke tulisan yang memang sulit di baca itu. Tulisan itu memang tulisan tangan yang isinya ‘Sisanya kuserahkan kepada kalian, bocah!’.





“Aneh, betul-betul aneh!” gerutu Nino. “Kenapa kak Ardi diculik? Terus apa maksud dari semua ini? Ada apa di dalam buku ini? Aku benar-benar tidak mengerti! Sangat Rumit!”
“Sudah-sudah,” kata Jono. “Mending kau minum kopi dulu biar tidak mengantuk.”
Hari semakin larut. Sementara kedua bocah itu tengah berada di markas mereka, dan sepertinya mereka bakalan menginap lagi. Kebetulan besok – tepatnya hari selasa – adalah hari libur di kalender. Besok adalah hari raya nyepi, jadi keduanya memutuskan untuk bermalam di markas saja.
Kedua bocah itu kemudian duduk di dekat jendela sambil menikmati kopi buatan Jono.
“Aku lebih bingung lagi,” gumam Jono. “Masa orang yang kulihat di dalam mimpi bisa ada di dunia nyata. Mimpi itu sepertinya adalah peringatan buat kita berdua!”Raut wajah Jono tampak takut.
Nino kemudian membuka buku yang ditinggalkan oleh Ardi kepada mereka. Dia membuka satu demi satu halaman dari buku itu untuk mempelajari semua yang ada di sana.
“Memangnya ada hubungannya – teka-teki dengan internet marketing?” Tanya Jono heran.
“Entahlah,” tutur Nino lirih. “Tapi yang pasti kak Ardi menitipkan ini kepada kita. Pikirannya selangkah di depan kita. Jadi aku menyimpulkan, pasti ada petunjuk penting di dalam buku ini.”
“Semoga saja,” gumam Jono. “Kalau bukan demi Dita, aku tak mungkin mau terlibat dengan semua ini. Karena ini sangat berbahaya bagi kita berdua. Banyak sekali ancaman di luar sana!”
“Yup, begitulah!” Kata Nino. “Ini semua demi kesembuhan teman kita itu!”
Tidak berapa lama kemudian, Jono kemudian tertidur dengan lelap di atas kasur lipatnya. Sementara Nino tetap bertahan di meja bundar. Di tangannya ada buku berwarna hijau yang dipelajarinya halaman demi halaman. Kali ini dia sangat fokus dan tak akan tidur malam ini.





“Hoaamm,” si Jono pun menguap. Dia baru saja terbangun dari tidurnya pagi itu. Dia kemudian bangun dan membuka jendela rumah pohon itu – agar udara dan cahaya matahari bisa masuk ke dalam ruangan yang kecil itu. Kini cahaya matahari pagi menerangi markas milik D2C itu.
Jono kemudian tersenyum geli melihat Nino yang masih tertidur pulas. Di tangan kanan Nino memegang erat buku hijau yang berjudul Internet Marketing. Sementara di tangan kirinya ada secarik kertas bertuliskan sesuatu. Sepertinya itu adalah tulisan tangan Nino.
Jono kemudian membaca tulisan dari kertas itu yang isinya:
‘Aku sudah menemukan petunjuk dari kasus ini. Kini aku mengerti di mana harta itu di simpan, bagaimana wujudnya – dan dari mana sumbernya. Tapi aku perlu memastikan satu hal lagi yang merupakan kunci dari semua teka-teki ini. Tolong kau temani aku hari ini ke sebuah tempat nanti siang. Dan satu hal lagi, jangan bangunkan aku sekarang – tapi nanti saja pada pukul 11 siang. Saat ini aku sangat mengantuk. Kepalaku sangat pusing gara-gara teka-teki sialan ini..’
Jono pun kemudian mengangguk – tanda mengerti. Wajahnya kini terlihat ceria lagi – karena semua peristiwa ini akan segera menemui ujungnya. Semuanya akan segera berakhir. Semua ketakutan yang menghantui bocah bertubuh jangkung itu akan segera sirna. Semoga saja!






“Jadi kita ke sini, ya?” Tanya Jono heran. Matanya menatap ke sebuah bangunan bercat putih.
“Yeah, begitulah,” sahut Nino. “Berhubung kita tak punya komputer dan laptop, jadi terpaksa kita ke tempat ini. Di sinilah aku akan memastikan sesuatu yang sudah aku dapat semalaman tadi.”
“Hmm.. tapi di sini banyak orangnya. Apa tidak apa-apa?”
“Ya, kau tenang saja lah,” tutur Nino. “Nanti kita akan masuk ke ruangan yang paling pojok dan paling sepi. Lagipula kita sudah tak punya waktu lagi. Hanya tempat ini yang jaraknya paling dekat dengan rumahmu. Kalau terlambat sedikit, mungkin nanti kita keduluan pak Hendro atau siapapun yang terlibat dalam semua ini,” papar Nino. “Ini semua demi kesembuhan Dita!”
“Ya ya ya! Sekarang kita langsung masuk saja,” kata Jono seraya berjalan mendahului Nino –  untuk masuk ke dalam ruangan – atau lebih tepatnya warnet itu. Kini keduanya ingin segera mengakses sesuatu di internet. Atau lebih tepatnya memastikan sesuatu yang teramat penting.
“Nah, ini ruangan yang paling pojok dan paling sepi,” kata Jono. “Sekarang apa yang akan kita lakukan? Bermain game Online?” Ejek Jono.
Nino kemudian mengeluarkan buku yang ada di saku celananya. Buku itu adalah buku hijau yang berjudul Internet Marketing – buku ‘wasiat’ dari Ardi sebelum dia diculik oleh para penjahat. Kemudian bocah itu menyalakan komputer di dalam ruangan. Setelah menyala, dia pun menuliskan sesuatu di browser. Nino melakukan sesuatu dengan alamat situs itu. Sementara si Jono hanya bisa melongo – lantaran dunia internet terasa asing baginya. Walau sebenarnya si Nino juga asing dengan dunia itu. Namun berkat belajar semalaman, akhirnya dia bisa menguasai beberapa hal. Termasuk salah satunya adalah petunjuk penting yang sebentar lagi akan tersirat di hadapan kedua bocah itu.
“DAPAT!!!” Seru Nino girang. “Kau bisa lihat ‘harta karun yang tak terlihat’ itu sekarang!”
“Mana mana mana?” Tanya Jono antusias. “Astagaa!! Banyak sekali hartanya!!!!”
Nino kemudian mengetikkan sesuatu di komputer itu – sekitar beberapa menit lamanya.
“Sekarang hanya kita yang bisa mengambil harta ini!” Gumam Nino dengan penuh keyakinan. “Saatnya kita kembali ke Markas! Saatnya kita merayakan kemenangan kita!”






Sore itu – tepatnya jam 6, Jono dan Nino berada di rumah Jono sebentar. Waktu itu ayah dan ibunya Jono berpamitan karena ingin berkunjung ke rumah keluarganya. Jadinya rumah itu kosong.
“Nah, papa dan mamaku sudah pergi,” gumam Jono. “Apakah kita ke markas, sekarang?”
“Ayo!” Seru Nino. “Menurutku lebih enak istirahat dan bersantai di sana. Lebih sejuk.”
Setelah mengunci pintu rumah Jono, kedua bocah itu kemudian bergegas mendatangi markas mereka yang letaknya beberapa ratus meter di belakang rumahnya Jono. Kedua bocah itu berjalan dengan raut wajah penuh kemenangan. Mereka terlihat sangat ceria dan bersemangat.
Beberapa menit kemudian, mereka sudah sampai di bawah rumah pohon. Nino kemudian lebih dulu menaiki tangga tali – kemudian disusul oleh Jono. Keduanya kini sudah sampai di atas pohon. Mereka tengah bersiap untuk bersantai dan merayakan keberhasilan mereka di markas tercinta.
Nino kemudian membuka pintu rumah yang kebetulan tidak terkunci. Pintu terbuka dan.. Raut wajah Nino seketika berubah terkejut. Wajahnya sangat tegang! Keceriaan di wajahnya seketika hilang. Jono pun demikian, setelah melihat apa yang juga dilihat Nino.
Ada orang lain yang sudah menunggu mereka di markas mereka sendiri!
Padahal markas itu adalah markas rahasia mereka. Tak ada seorang pun yang tahu – kecuali briptu Eko – pamannya Jono. Namun entah kenapa ada orang lain yang tahu di mana markas kedua bocah itu. Ada orang lain yang berhasil menyelinap masuk ke ruang privasi mereka itu.

Dan orang itu adalah... Sosok yang sangat mereka kenal.. Sosok yang sangat cantik, berpostur tinggi dan berambut panjang. Ya, sosok itu adalah Sisca!

 (To be continued...)



Lihat bab lainnya di: D2C1

***




Author: A F
Profesi: Internet marketer, penulis dan pencipta lagu
Dengarkan lagu ciptaannya di: 
www.reverbnation.com/triology4
www.reverbnation.com/ajiesongcollection
KUTIPAN FAVORIT:
"Enjoy Aja!"

CAUTION!

- DILARANG KERAS MENIRU, MENJIPLAK DAN MENGKOPI IDE MAUPUN ISI DARI TULISAN DI ATAS. KARENA ITU MERUPAKAN PELANGGARAN UNDANG-UNDANG HAK CIPTA.



- APABILA DITEMUKAN PELANGGARAN HAK CIPTA/PLAGIAT, MAKA AKAN BERHADAPAN LANGSUNG DENGAN HUKUM DI REPUBLIK INDONESIA!

Baca Juga