--> Skip to main content


  

Eksklusif with Asma Nadia, Novelis Kenamaan Indonesia: "Prospek Dunia Menulis"

Nama Asma Nadia begitu dikenal berkat novel-novel best seller karyanya yang kebanyakannya difilmkan dan juga disinetronkan. Semua tentunya tahu dengan novel berjudul Emak Ingin Naik Haji, Jilbab Traveller, Muhasabah Cinta Seorang Istri, Jendela Rara, Catatan Hati Bunda, Catatan Hati Seorang Istri, Aisyah Puteri The Series, Sakinah Bersamamu dan masih banyak lagi. Kesemua novel itu merupakan karya dari Asma Nadia.

Karena kepiawaiannya dalam menulis novel, Asma Nadia kerap diundang ke luar negeri dalam berbagai forum kepenulisan Internasional, seperti di Amerika Serikat, Brunei, Mesir, Jerman, Inggris, Italia dan lain sebagainya.

Selain berprestasi, penulis berjilbab ini juga memiliki jiwa sosial yang tinggi. Hal itu ditandai dengan berdirinya Yayasan Asma Nadia, Rumah Baca, Perpustakaan Dhuafa dan masih banyak lagi.

Beberapa waktu yang lalu, Selebshop.com mendapatkan kesempatan untuk mewawancarai sosok Asma Nadia. Adapun tema yang kami angkat adalah tentang "Prospek Dunia Menulis". Di sini Asma Nadia akan menjelaskan tentang prospek dunia menulis, disertai dengan motivasi dan wejangan bagi penulis-penulis baru yang sedang merintis karir di dunia kepenulisan.

Seperti apakah?

Yuk kita simak petikan wawancara dengan Asma Nadia berikut ini!

prospek dunia menulis menurut asma nadia
Asma Nadia/Dok.pribadi


Selebshop.com - Tema: Prospek Dunia Menulis - Oktober 2015 - by Ajie Fabregas




Berikut ini daftar pertanyaan untuk Asma Nadia:



Langsung aja nih, berkaitan dengan tema di atas, menurut mbak Asma bagaimana prospek dunia menulis ke depannya?

Kalau prospek menurut Asma masih oke ya. Jadi walaupun sekarang ada eBook dan yang lain-lain tapi tetap oke kok. Dan bagi penerbit, ini PR tersendiri supaya tetap bisa ngegrab pembaca. Apalagi sekarang lebih banyak produser dan PH (Production House -red) film dan juga sinetron yang mencari karya-karya dari novel. Jadi potensinya tidak hanya di penerbitan, tapi kemudian juga untuk di angkat ke layar kaca atau ke layar lebar.



Menurut data IKAPI, penjualan buku terus menurun, menurut mbak apa kira-kira yang menjadi penyebabnya?
(data penjualan buku di TB Gramedia menurut IKAPI: 
tahun 2012: 33.565.472 eksemplar,
tahun 2013: 33.202.154 eksemplar,
tahun 2014: 29.883.822 eksemplar -red.)

Banyak hal ya mas, maksudnya banyak pihak harus berbenah sih, kemudian soal pajak juga, kemudian beban di buku yang juga terlalu tinggi, bisa berlapis-lapis. Saya pernah ngobrol dengan ketua IKAPI Jakarta yang menjelaskan bahwa pajak buku itu tinggi banget. Kalo kayak sekarang kondisi perekonomian juga terhimpit, itu juga jadi alasan orang untuk gak beli buku. Kemudian di sisi lain pembajakan juga banyak, tapi ini saya juga gak tau -- tapi saya kadang ada juga melihat buku bajakan yang disodorkan pembaca ke saya.
Terus, di satu sisi kita juga bisa ngeliat ada buku yang bisa laku ratusan ribu sampai sejutaan lebih (eksemplar -red). Itu kan artinya prospeknya masih bagus.
Tapi memang daya saing dari segi penerbit, penulis untuk juga mencari tema dan hal-hal yang mungkin BERBEDA, sehingga pembaca tidak merasa disuguhkan kisah-kisah yang sama.
Jadi, kreatifitas banyak pihak ditantang di sini, termasuk juga membuat sosok buku yang kira-kira 'menggoda' pembaca untuk membelinya.



Tentang Plagiarisme, akhir-akhir ini banyak sekali novel 'bajakan' yang beredar, menurut Mbak apa yang sebaiknya dilakukan untuk memberantas plagiarisme?

Mungkin kalau kita bisa membuat buku-buku yang murah -- saya sempat berfikir juga sih, apakah kita perlu membuat buku dengan satu judul tapi ada dua versi. Versi yang misalnya berbahan kertas bagus, dan yang satunya lagi pakai versi kertas koran, yang tanpa di embos tanpa di UV, sehingga harganya mungkin lebih murah dan orang-orang yang beli bajakan jadi sayang untuk beli bajakan karena yang aslinya aja harganya gak beda jauh sama bajakan.
Itu mungkin satu (saran Asma Nadia -red), terus juga ya tadi yaitu sebetulnya kalo pajak dipotong, sehingga biaya buku bisa ditekan -- orang gak akan lari ke bajakan atau bajakan juga gak laku. Kemudian yang lainnya harusnya diusut tuntas ya, tapi sejauh ini kan sulit ya mas.



Apakah perlu peran serta pemerintah untuk memajukan dunia menulis?

Ya seharusnya dukungan itu kan ada kebijakan-kebijakan yang gak bisa dilakukan pihak lain, kecuali pemerintah -- termasuk juga soal pajak, dari mulai kertasnya, dan lain-lainnya. Kemudian juga penulis kalo dikenakan pajak okelah kalo untuk penulis yang royaltinya sampai di atas 1 jutaan, tapi kalo cuma 200 ribu sekian, 100 ribu sekian, itu kalo dipotong pajak kayaknya gimana ya secara kemanusiaan. 
Selain itu harusnya ada penghargaan juga untuk para penulis.Kan dia sebenarnya bisa menulis macam-macam, dia bisa menulis hal-hal tidak senonoh, tapi dia memilih untuk menulis hal-hal yang bisa membanggakan bagi Indonesia. Ini kan kayak di Malaysia aja ada sesawan negara, di Indonesia kan engga ada. Nah, jadi banyak hal nih yang seharusnya menuntut pihak-pihak yang punya wewenang lebih tinggi untuk memajukan dunia tulis-menulis.



Saya punya kenalan beberapa penulis yang berhasil masuk 8 besar di sebuah kompetisi yang diselenggarakan penerbit kenamaan. Sudah hampir setahun, naskah mereka belum juga direvisi. Ada saran untuk mereka? Lebih baik menunggu, atau kirim ke penerbit lain?

Penulisnya bisa tanya sih ke penerbit, sebetulnya seberapa kesungguhan penerbit untuk menerbitkan karya tersebut. Kalau kira-kira memang engga akan diterbitkan ya mendingan ditarik, tapi ya harus ada kejelasan dulu dan harus ada putus.
Juga bagi para penulis yang ikut lomba gitu, atau misalnya sering mengirimkan karyanya ke media, mungkin bisa mengecek dulu aturan main di media tersebut, karena ada beberapa media yang kalau karya kita masuk ke sana, ya kita gak punya hak untuk menerbitkan ke yang lain. Jadi, itu juga harus dipelajari, juga tata tertib lomba  ketika kita mengikuti kompetisi-kompetisi kepenulisan, sehingga jelas di awal -- kalau misalnya nunggu, nunggunya sampai berapa lama dan seterusnya.   



Sekarang mengenai karir, banyak hal yang sudah dicapai seorang Asma Nadia, kira-kira apa lagi yang belum dan ingin Anda capai ke depannya?

Mimpi-mimpi yang lain masih banyak ya mas, artinya bahwa PR -- kita masih kurang sekali penulis-penulis Indonesia yang karyanya bicara di dunia, itu satu PR. Kemudian juga untuk bisa diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, kemudian bisa diterbitkan oleh penerbit-penerbit luar, ini juga PR bagi saya dan mewakili harapan temen-temen penulis di tanah air. Trus kalau mimpi rumah baca, cita-cita 1000 rumah baca, perpustakan dhuafa, saat ini baru ada 184 -- jadi ini juga masih jauh.
Mudah-mudahan, mohon doa semua -- mimpi-mimpi ini satu-persatu bisa diwujudkan, amiin...



Amiin.. Semoga semua yang mbak mimpikan bisa tercapai :).
By the way, siapa novelis idola mbak Asma Nadia?

Kalau penulis, saya suka Anton Chekhov, kalau Indonesia saya suka Mas Putu Wijaya, saya suka mas Taufik Ismail. Jadi, saya suka karya-karyanya O Hendry, Oscar Welt juga termasuk.



Bisakah Anda bagikan tips hingga bisa sesukses sekarang?

Banyak penulis muda atau mungkin pemula yang mereka -- begitu ada buku satu (punya 1 karya -red) seneng, ada orang-orang yang setelah buku pertama diterbitkan kemudian terus berjuang sehingga buku kedua, ketiga dan seterusnya bisa diterbitkan. Tapi ada yang merasa sudah mencapai apa yang diinginkan, sehingga akhirnya berhenti berkarya. Saya percaya Allah selalu memberi ruang bagi mereka yang berusaha, jadi kunci untuk mencapai mimpi -- apapun profesinya -- kita ngotot, kerja keras. Saya gak percaya bakat, saya percaya selalu ada ruang bagi mereka yang memang berjuang, dan sertakan doa. Insya Allah mudah-mudahan sebelum kesempatan itu datang, kita buat persiapan-persiapan. Sehingga ketika ada kesempatannya kita sudah punya banyak hal yang bisa kita tawarkan.



Terakhir, mohon wejangan dari mbak Asma Nadia kepada penulis muda di seluruh Indonesia yang masih merintis karirnya -- sekalian motivasi dari Anda juga.

Untuk penulis harus banyak baca, kemudian sebisa mungkin -- karena penulis tidak memiliki boss yang menyuruh dia menulis, tak ada dateline kecuali dia bekerja di media -- maka, keberadaan di satu komunitas mungkin akan membantu si penulis untuk bisa terus berkarya, untuk bisa terus terpacu -- karena melihat temen-temen yang lain terus bergerak, temen-temen yang lain terus menulis, terus ikut lomba, terus diterbitkan, sehingga ada iklim kompetitif. Dan ini penting, karena di luar itu mimpi-mimpi kita milik kita sendiri karena gak ada orang yang ngingetin kita kenapa kita harus menulis.
Kemudian harus menemukan alasan kenapa kita harus menulis, menemukan alasan kenapa gak cukup untuk ya udah -- kalau ingin jadi mahasiswi, toh baik-baik aja jadi mahasiswi, kemudian yang sudah bekerja juga begitu. Jadi, kenapa mereka harus menulis lagi, ini perlu alasan yang kuat. Tapi Insya Allah alasan yang kuat ini mudah-mudahan bisa mencukupkan, sampai mimpi-mimpi menjadi penulis itu bisa ditaklukkan.
Jadi (kesimpulannya -red), banyak baca, kemudian ikut komunitas, kemudian kalau ini memang mimpi kita maka kita harus menjadi orang yang paling berjuang untuk terwujudnya mimpi-mimpi itu.

(Tambahan -red) Dari buku-buku yang ada di pasaran, itu juga mungkin penting, sehingga penulis bisa melakukan positioning -- kira-kira buku apa atau tema-tema apa yang mungkin belum digarap, sehingga ketika bukunya terbit bisa mencuri perhatian pembaca. Kemudian, pelajari buku-buku best seller, kenapa best seller? Pelajari buku-buku yang difilmkan, karena kalau satu PH mau invest untuk sekian milliar untuk satu naskah, seharusnya buku itu punya sesuatu gitu loh. Dan ini bisa jadi tambahan referensi seorang penulis untuk mengembangkan dirinya.



Sekian dahulu wawancara ini Saya sampaikan, terima kasih atas waktu dan perhatiannya :D
Sukses selalu untuk mbak Asma Nadia ^^

Ok sent. 
Asma di Abu Dhabi, dalam perjalanan menjadi salah satu delegasi Indonesia di Frankfurt Book Fair Fest.
Mohon doanya yaa..

Oh kabar baru: Ini yang semoga terbuka jalan. Baru mengeluarkan buku 50: Jilbab Traveller: Love Sparks in Korea, dan Jilbab Traveller outfit by Asma Nadia (Produk fashion karya Asma Nadia -red).



Wah.. Luar biasa:D.. Lagi di Dubai Ternyata.. 
Bisa sekalian di promosikan di web kami mengenai busana tersebut?





Hijab kreasi Asma Nadia
Mohon doaaa, semoga bisa menjadi alternatif busana muslimah yang simple, ga berat dan praktis..



Amiinn.. Semoga sukses mbak :D

Amiin. Mksh..



Sama-sama Mbak..



Screen shoot via Whats App





****


Sekian dahulu wawancara with Asma Nadia ini kami sampaikan, kita doakan saja semoga project-project Asma Nadia bisa sukses ya guys ;). (af)


Kamu ingin menjadi artis atau public figure seperti dia? Silahkan kamu baca:


Baca Juga