--> Skip to main content


  

[CERBUNG] Magician of Feliz (Prolog + Bab 1)

PROLOG: “The lost Atlantis is Indonesia” (Prof. Santos)

       Dunia atau bumi adalah tempat yang diciptakan Tuhan untuk ditinggali oleh manusia beserta makhluk hidup lain seperti hewan dan tumbuh-tumbuhan. Sebegitu rupanya Tuhan menciptakan dunia ini untuk ditinggali oleh makhluk ciptaanNya agar mereka menyadari dan memahami betapa besarnya kekuasaan yang dimilikiNya. Banyak sekali bukti kebesaranNya yang dapat kita lihat dan juga rasakan.

cerbung magician of feliz by jack neptune


Adalah hal yang sangat luar biasa ketika kita bisa menyadari dan memahami betapa luar biasanya dunia yang kita tinggali saat ini. Secara garis besarnya, dunia ini terdiri dari perairan dan juga daratan. Dan secara garis besarnya, untuk perairan – dunia ini terdiri dari 5 perairan besar – atau biasa disebut dengan Samudera – antara lain, Samudera Hindia, Samudera Pasifik, Samudera Atlantik, samudera Antarktika dan Samudera Arktik. Berbeda lagi dengan jumlah benua yang ada di bumi kita ini, yaitu ada 7 – antara lain; Benua Amerika, Eropa, Asia, Australia, Afrika, Antarktika dan Arktik. Sudah selazimnya semua orang yang sudah pernah belajar ilmu geografi – akan tahu dengan pemaparan yang tadi telah dipaparkan.
Mungkin banyak yang tidak terlalu tahu dengan sejarah ataupun buku yang membahas tentang geografi atau keadaan bumi di masa lalu. Kali ini akan dibahas suatu hal yang tidak terlalu banyak diketahui orang – atau hanya sebagian orang yang tahu atau yang pernah mendengar sekilas mengenai sebuah sejarah masa lalu – yang berhubungan dengan dunia kita ini. Singkat cerita, ada satu lagi benua yang dianggap ‘hilang’ ribuan tahun yang lalu. Sebuah benua yang dianggap paling makmur dan paling maju di masanya – dimana masyarakat yang hidup di dalamnya memiliki kecerdasan yang luar biasa. Kecerdasan dalam hal membangun peradaban yang paling maju pada zamannya yang lebih tepatnya pada zaman pra-sejarah yang adanya ribuan tahun yang lalu. Kecerdasan luar biasa  penduduk dari  benua yang – Plato memberinya nama benua Atlantis. Lebih tepatnya Atlantis yang hilang.
Kenapa disebut hilang? Karena memang benar-benar hilang dan tidak ada lagi di muka bumi ini. Seiring dari perkembangan jaman yang semakin maju. Ketika ribuan tahun waktu berlalu melewati banyak proses. Dan terjadi ribuan kali fenomena alam yang membuktikan ‘hilang’ nya benua itu secara alamiah dan melalui waktu yang sangat lama sekali. Tapi ini hanyalah sebuah teori. Lebih tepatnya tulisan yang ditulis berdasarkan sebuah percakapan. Plato, seorang filosof dan ilmuwan besar yang hidup pada masa 424-347 Sebelum Masehi – menuliskan buku atau lebih tepatnya catatan yang cukup kontroversial. Buku atau catatan itu berkisah tentang gambaran benua Atlantis yang dituangkan dalam dialog Timaeus dan Critias. Berikut akan dikisahkan inti dari buku itu yang menggambarkan secara jelas tentang apa yang dilihat atau bahkan pernah dikunjungi oleh seorang plato – seputaran benua yang hilang, Atlantis.
Pada buku Timaeus, Plato berkisah:
“Di hadapan Selat Mainstay Haigelisi, ada sebuah pulau yang sangat besar dan menakjubkan. Dari sana kalian dapat pergi ke pulau lainnya yang ada di sekitarnya. Di depan pulau-pulau itu adalah seluruhnya daratan yang dikelilingi oleh laut samudera nan luas, itu adalah kerajaan Atlantis.
“Ketika itu Atlantis baru akan melancarkan perang besar melawan kerajaan besar lainnya yang bernama Athena. Namun diluar dugaan, Atlantis tiba-tiba mengalami gempa bumi dan banjir besar. Tidak sampai sehari semalam, Atlantis tenggelam sama sekali di dasar laut. Negara besar yang melampaui peradaban tinggi, lenyap dalam semalam.”
Berikutnya adalah buku Critias, di sana tertulis:
“Athena kuno mewakili ‘komunitas sempurna’ dan Atlantis adalah musuhnya. Atlantis mewakili ciri sempurna dan sangat antitesis – yang dideskripsikan dalam bentuk Republic.
“Catatan mengenai Athena kuno dan Atlantis berhaluan dari kunjungan ke Mesir oleh seorang penyair Athena yang bernama Solon – pada abad ke-6 SM. Di Mesir, Solon bertemu pendeta dari Sais – yang menterjemahkan Sejarah Athena kuno dan Atlantis. Terjemahan itu dicatat pada papiri di hieroglif Mesir dan diterjemahkan menjadi bahasa Yunani.
“Menurut Critias, dewa Helenik membagi wilayah untuk setiap dewa. Poseidon atau Neptunus mewarisi wilayah pulau yang diberi nama Atlantis. Pulau ini berukuran lebih besar daripada Libya kuno dan Asia Kecil yang disatukan. Namun pada akhirnya, Atlantis akan tenggelam karena gempa bumi dan menjadi sejumlah lumpur yang tak dapat dilewati – menghalangi perjalanan menyeberangi samudera.
“Pada masa kejayaannya, bangsa Atlantis berhasil menaklukkan Libya sampai sejauh mesir dan benua Eropa sampai sejauh Tirenia. Mereka menjadikan penduduk di daerah taklukkannya sebagai budak. Timbul perlawanan dari bangsa Athena yang memimpin aliansi melawan kekaisaran Atlantis untuk membebaskan wilayah yang telah diduduki. Namun nantinya, muncul gempa bumi dan banjir besar yang menghantam benua Atlantis. Dan hanya dalam satu hari satu malam, benua Atlantis tenggelam dan menghilang.”
Dari kedua catatan di atas, nampak jelas apa yang ditulis plato berdasarkan catatan Timaeus dan Critias nampak sangat nyata. Lebih jauh, Plato menguraikan suatu kearifan yang luar biasa bahwa sesungguhnya peradaban manusia dulu sudah banyak yang lebih maju – tapi selalu dimusnahkan oleh bencana katastrofi yang terjadi berulang-ulang dan dalam periode yang sangat panjang – sehingga menjadi hilang tak berbekas. Pada akhirnya generasi yang selanjutnya harus kembali belajar dari nol, tidak pernah tahu apa yang pernah terjadi di masa dahulu kala. Ketika umat manusia mencapai kemakmuran dan kemajuan peradaban yang luar biasa.
Berdasarkan catatan Plato di atas, tidak semua orang menganggapnya nyata. Banyak filsuf kuno menganggap Atlantis sebagai kisah fiksi atau semacam ‘negeri khayalan’ yang diimpikan oleh seorang Plato – yang digambarkannya dalam bentuk catatan kuno yang kontroversial. Namun tidak sedikit juga filsuf, ahli geografi dan sejarawan  yang percaya dengan catatan plato mengenai keberadaan Atlantis. Bahkan ada sejarawan yang hidup pada abad ke-4, Ammianus Mardellinus yang berhipotesa, bahwa ketika Atlantis tenggelam, penduduknya mengungsi ke belahan dunia yang lain untuk melanjutkan ras dan kehidupannya masing-masing.
Dimanakah lokasi benua Atlantis? Yang pasti bukan di sekitar wilayah Laut Tengah (Mediteranian), yaitu; Eropa, Asia (Turki) dan Afrika Utara (Mesir). Semua kandidat Atlantis yang diajukan dari wilayah Mediteranian ini – tidak ada yang cocok dengan deskripsi dalam dialog Plato, kecuali sebagian saja. Selain itu jelas dikatakan bahwa Raja Atlantis dan pasukan tempur maritimnya datang dari Samudera Atlantic untuk menyerang Eropa dan Asia barat, jadi mereka bukan berasal dari kedua wilayah itu. Jadi, pasukan Matirim Atlantis kemungkinan besar masuk via selat Gibraltar terus menuju ke Laut Tengah (Mediteranian), bukan berasal dari Mediteranian.
Suatu kesalahan besar juga ketika ada suatu hipotesa  konyol yang menyebutkan bahwa Atlantis hilang ditengah-tengah benua Atlantik – hanya karena memiliki kesamaan nama, Atlantis dan Atlantik. Jelas sekali dilihat dari sudut pandang ilmu geologi bahwa hal itu adalah mustahil. Yang jelas menurut dialog Timaeus dan Critias, cukup rinci diuraikan mengenai ciri-ciri kondisi alam dari benua Atlantis, yaitu;
1.   Terletak di sebuah pulau/daratan di seberang Samudera Atlantik atau Samudera lainnya dan merupakan negeri maritim yang sangat kuat
2.   Bahwa pulau/daratan  yang dimaksud di poin 1 sebenarnnya merupakan semenanjung besar yang menjorok ke arah lautan dari bagian pinggiran sebuah benua. Semenanjung besar ini dikelilingi oleh lautan dalam
3.   Di tengah-tengah Pulau/Benua Atlantis terdapat wilayah dataran luas yang terindah di dunia dan tidak ada yang bisa mengalahkan kesuburannya. Dataran ini dikelilingi oleh wilayah pegunungan yang terdiri dari gunung-gunung/bukit-bukit dengan berbagai ukuran yang terkenal sangat indah. Dari wilayah pegunungan ini mengalir banyak sungai-sungai ke arah dataran. Semua aliran sungai itu bersatu dan masuk ke wilayah kota metropolis Atlantis – yang dibangun di atas wilayah dataran ini. Kemudian induk dari sungai-sungai itu mengalir ke laut.
4.   Tanah di Negeri Atlantis sangatlah subur dan terbaik di dunia (saat itu) – yang menghasilkan buah-buahan sangat berlimpah dan banyak sekali macamnya. Tanah pertaniannya selalu mendapat kecukupan air dengan memanfaatkan air hujan ketika musim hujan dan kanal-kanal irigasi air dari banyak aliran sungai ketika musim kemarau melanda.
5.   Selain pertanian, banyak juga tumbuh pohon-pohon besar dan tinggi yang menambah keindahan alam Atlantis – disamping juga menghasilkan berbagai macam kayu untuk bahan mebel dan bangunan
6.   Tanah Atlantis adalah sumber dari segala wewangian yang berasal dari akar-akaran, tanaman herbal dan berbagai macam kayu, atau konsentrat minyak wangi yang didestilasi dari buah-buahan dan bunga-bungaan
7.   Fauna di Negeri Atlantis luar biasa populasi dan ragamnya. Terdapat berbagai jenis binatang yang menghuni wilayah danau-danau, rawa-rawa, sungai-sungai, dan juga yang hidup di wilayah pegunungan dan dataran – baik yang liar maupun yang dipelihara. Di perairannya terdapat banyak ikan lumba-lumba yang diilustrasikan sangan akrab dengan penduduk Atlantis
8.   Tanah Atlantis juga sangat kaya dengan sumber daya mineral dan logam. Ada banyak macam batu-batuan beraneka warna yang dipakai untuk membangun berbagai bangunan, istana-istana dan kuil-kuil (candi-candi). Tanah Atlantis juga penghasil banyak sekali emas, perak, tembaga dan ‘orichalcum’ (logam mulia sejenis campuran emas-tembaga yang bercahaya merah). Semua bahan logam ini sudah ditambang dan digunakan untuk berbagai keperluan, termasuk untuk membuat hiasan dan patung-patung, juga untuk melapisi dinding dan lantai bangunan.
9.   Selain itu, di Negeri Atlantis banyak terdapat sumber-sumber mata air panas dan dingin yang dibuat menjadi pancuran di dalam gedung-gedung untuk tempat bersantai dan mandi-mandi yang dilengkapi dengan berbagai tanaman disekitarnya.

Ringkasnya, uraian di atas jelas ciri-ciri alam daratan Atlantis menunjukkan ciri-ciri alam tropis yang sangat subur dan mempunyai kekayaan sumber daya alam yang luar biasa – termasuk keragaman flora-fauna, pertanian, hasil hutan dan pertambangan logam. Daratan tersebut bukanlah pulau yang terpisah, melainkan adalah anjungan besar dari sebuah benua – dimana ditengahnya terdapat dataran rendah yang luas dan landai yang dikelilingi oleh jalur pegunungan dengan gunung-gunung api yang aktif.
Pertanyaannya sekarang, dimanakah lokasi Atlantis sesungguhnya? Wilayah manakah yang ciri-cirinya sesuai dengan yang dijelaskan oleh Plato dalam catatannya?
  Beberapa hipotesis yang merupakan hipotesa dari arkeolog dan para ahli geologi menyebutkan beberapa tempat usulan yang memiliki kemiripan karakteristik dengan kisah Atlantis (air, keadaan alam, bencana besar dan periode waktu yang relevan). Lokasi yang diusulkan kebanyakan berada di sekitar Laut Tengah – pulau seperti Sardinia, Kreta, Sisilia, Siprus dan Malta. Selain itu Troya, Turki dan Israel-Sinai atau Kanaan juga termasuk kandidat kuat. Hipotesis lain menyatakan bahwa Atlantis berada pada pulau yang telah tenggelam di Eropa Utara, termasuk Swedia dan Irlandia. Juga berbagai kepulauan di Atlantik terutama kepulauan Azores yang tenggelam di selat Gibraltar juga telah diusulkan. Secara geografil semua usulan itu memungkinkan, akan tetapi faktor kekayaan alam dan kemakmuran penduduknya seperti yang dijelaskan oleh Plato tidak sesuai dengan semua wilayah yang telah diusulkan diatas.
  Ada satu pendapat lagi yang cukup mencengangkan dan cukup membanggakan bagi kita bangsa Indonesia. Percaya atau tidak, Benua Atlantis yang hilang berabad-abad itu terletak di Asia Tenggara, tepatnya di Indonesia. Mungkinkah?
  Dahulu kala di zaman peradaban, pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, Negara Singapura dan juga Malaysia (bagian barat) serta Selat Sunda itu menyatu daratannya. Dulu wilayah luas itu sering disebut-sebut dengan nama Sunda Island.
  Adalah Profesor Arysio Santos, seorang ilmuwan Geologi dan Nuklir berkebangsaan Brasil yang menyimpulkan bahwa setelah melakukan penelitian selama 30 tahun terakhir, dirinya meyakini bahwa benua Atlantis yang hilang itu adalah Indonesia – tepatnya di Sunda Island.
  “Profesor Santos memperoleh keyakinan setelah melakukan penelitian kalau Indonesia adalah Atlantis yang hilang,” jelas Jimly Asshiddique (Dikutip koran Sindo).
  Karya Santos yang kemudian dibukukan dengan judul ‘Atlantis, The Lost Continent Finally Found’, didukung sejumlah fakta yang memang mendekatkan indonesia dengan Atlantis. Hal itu juga sesuai dengan ciri-ciri  Atlantis yang dipaparkan Plato, mengenai keadaan geografis, kekayaan alam serta keberagaman tanaman yang ada di dalam catatannya. Bahkan, kata Jimly, pernyataan arkeolog bahwasanya manusia tertua di dunia adalah Pithecanthropus Erectus yang ditemukan di Indonesia – semakin mengindikasikan hal tersebut.
  Benua Atlantis hilang dikarenakan tenggelam oleh lautan dan bencana gempa bumi, hingga mengakibatkan daratan Atlantis tenggelam hingga mencapai dasar laut. Terlihat jelas bahwa ada bangunan-bangunan tua yang sudah ada sejak berabad-abad di dasar laut di Selat Sunda. Keberadaan Kota Atlantis yang diperkirakan tenggelam 11.600 tahun yang lalu masih menjadi misteri. Namun, ada satu dokumen yang menyebut bahwa Indonesia merupakan wilayah Atlantis yang sebenarnya. Benarkah?        
  Santos meyakini benua Atlantis menghilang akibat letusan beberapa gunung berapi yang terjadi bersamaan pada akhir jaman es atau sekitar 11.600 tahun yang lalu. Diantara gunung besar yang meletus pada zaman itu adalah Gunung Krakatau Purba (induk dari Gunung Krakatau yang meletus pada 1883) yang konon letusannya sanggup menggelapkan seluruh dunia. Letusan gunung berapi yang terjadi bersamaan ini menimbulkan gempa, pencairan es, banjir serta gelombang tsunami yang sangat bersamaan. Saat gunung berapi itu meletus, ledakannya membuka Selat Sunda. Peristiwa itu juga mengakibatkan tenggelamnya sebagian permukaan bumi yang kemudian disebut benua Atlantis.
  Bencana mahadahsyat ini juga mengakibatkan punahnya hampir 70 persen spesies mamalia yang hidup pada masa itu, termasuk manusia. Mereka yang selamat kemudian berpencar ke berbagai penjuru dunia dengan membawa peradaban mereka di wilayah baru.
  Menurut Santos, pulau-pulau di Indonesia yang mencapai ribuan itu merupakan puncak-puncak gunung dan dataran-dataran tinggi benua Atlantis yang dulu tenggelam. Satu hal yang ditekankan Santos adalah banyak peneliti yang selama ini terkecoh dengan nama Atlantis. Mereka melihat kedekatan nama Atlantis dengan Samudera Atlantik yang terletak di antara Eropa, Amerika dan Afrika. Padahal pada masa kuno hingga era Christoper Columbus atau sebelum ditemukannya Benua Amerika, Samudera Atlantik yang dimaksud adalah terusan dari Samudera Pasifik dan Hindia.
  Sekali lagi Indonesia memiliki syarat untuk itu karena Indonesia berada di antara dua samudera tersebut. Jika terdapat begitu banyak kemungkinan Indonesia menjadi lokasi sesungguhnya Atlantis, lalu mengapa selama ini nama Indonesia jarang disebut-sebut dalam referensi Atlantis?
  Santos menilai keengganan Dunia Barat melakukan ekspedisi ataupun mengakui Indonesia sebagai wilayah Atlantis adalah karena hal itu akan mengubah catatan sejarah tentang siapa penemu peradaban. Dengan adanya sejumlah bukti mengenai keberadaan Atlantis di Indonesia, maka teori yang mengatakan bahwa Barat sebagai penemu dan pusat peradaban dunia akan hancur.
  “Kenyataan Atlantis (berada di Indonesia) kemungkinan besar akan mengakibatkan perlunya revisi besar-besaran dalam ilmu humaniora, seperti antropologi, sejarah, linguistik, arkeologi, evolusi, paleantropologi dan bahkan mungkin agama,”tulis Santos dalam bukunya.
  Selain Santos, banyak arkeolog Amerika Serikat yang juga meyakini bahwa Atlantis adalah sebuah pulau besar bernama Sunda Land yang luasnya dua kali negara India. Daratan itu kini tinggal Sumatera, Jawa dan Kalimantan.
Salah satu pulau di Indonesia yang kemungkinan bisa menjadi contoh terbaik dari keberadaan sisa-sisa Atlantis adalah Pulau Natuna, Riau. Berdasarkan penelitian, gen yang dimiliki penduduk asli Natuna mirip dengan bangsa Austronesia tertua. Rumpun bangsa Austronesia yang menjadi cikal bakal bangsa-bangsa Asia – merupakan sebuah fenomena besar dalam sejarah keberadaan manusia. Rumpun ini kini tersebar dari Madagaskar barat hingga Pulau Paskah di Timur. Rumpun bangsa ini juga melahirkan 1.200 bahasa yang kini tersebar di berbagai belahan bumi dan dipakai oleh lebih dari 300 juta orang. Dan yang menarik, 80 persen dari rumpun penutur bahasa Austronesia tinggal di Kepulauan Nusantara Indonesia. Sungguh sebuah kebanggaan bagi kita bangsa Indonesia yang dianggap sebagai Atlantis yang hilang – yang merupakan pusat peradaban manusia di masa lampau.

***

Dalam buku ini akan menceritakan sebuah cerita cinta antara seorang wanita dengan seorang pria yang mengaku datang dari Atlantis ‘yang hilang’. Bukankah Atlantis sudah hilang dan musnah? Bagaimana bisa ada seseorang yang mengaku berasal dari Atlantis bisa jatuh cinta dengan manusia? Simak saja ceritanya.



========================================




BAB I: HILANGNYA PESAWAT DAN MUNCULNYA LIONTIN MISTERIUS

  “Bahagia itu seperti apa..?”. Kata-kata itu selalu terngiang di hati Nabilah saat ini. Kata-kata yang selalu menghantui batinnya. Menghilangkan senyuman di wajahnya serta mengantarkan dirinya ke dalam kesedihan yang tak bisa dijelaskan.
Usut punya usut, penyebabnya adalah karena musibah hilangnya pesawat yang membawa serta kedua orang tuanya saat melakukan perjalanan ke luar negeri. Kejadian tragis itu sudah terjadi sekitar 3 bulan yang lalu. Dan sampai saat ini pesawat bernama B-380 itu belum juga ditemukan.
Hal itu tentu saja menyisakan kesedihan dan kepiluan di hati Nabilah. Air mata selalu mengiringi di setiap ingatan akan kedua orang tuanya yang kembali terbuka disaat sendirian. Tidak ada lagi senyuman manis di wajah gadis berusia 17 tahun ini yang sebelumnya periang dan selalu ceria. Tidak ada lagi kebahagiaan yang sebelumnya selalu menaungi hari-harinya.
Tangisan sendu menghiasi kamar Nabilah yang sedang sendirian dalam sepi. “Bahagia itu seperti apa..?”, batinnya menjerit.


***


  Kejadian itu terjadi sekitar 3 bulan yang lalu. Ayah dan Ibu Nabilah saat itu merencanakan sebuah liburan ke luar negeri yaitu ke Hongkong. Waktu itu hampir liburan semester pertama di sekolah Nabilah. Kebetulan liburan semester Nabilah saat itu bertepatan dengan cuti kerja Ibu Nabilah.
Ibu Nabilah yang bernama Alyssa berprofesi sebagai seorang dosen. Sedangkan Ayah Nabilah yang bernama Andy adalah seorang pengusaha. Beliau bisa kapan saja libur sesuai kehendak. Sehingga semua rencana liburan itu bisa dilaksanakan. Demi menyenangkan hati putri sematang wayang mereka tentunya.
Mereka pun merencanakan hal itu tanpa sepengetahuan Nabilah. Rencananya mereka akan memberitahukan mengenai liburan itu 1hari sebelum liburan dimulai. Hitung-hitung surprise pikir mereka saat itu.
  Tak terasa H-1 liburan semester pun telah tiba. Setelah pulang dari sekolahnya, Nabilah kemudian di beritahu mengenai rencana liburan spesial yang disiapkan oleh orang tuanya. Liburan spesial ke negeri Hongkong.
Alih-alih senang, Nabilah malah memilih untuk tidak ikut liburan itu. Dia memutuskan untuk liburan bersama teman-teman sekolahnya untuk pergi ke wisata kawah putih di luar kota. Kebetulan Hal itu sudah lama direncanakan oleh Nabilah dan teman-temannya. Sehingga tidak mungkin rasanya dia membatalkan rencana itu.
Mungkin ayah dan ibu pasti kecewa pikir Nabilah, sebab hal yang telah  direncanakan kedua orang tuanya jauh-jauh hari mesti gagal. Yeah, tapi yang namanya orang tua pastilah mengerti dan memahami keinginan anaknya. Apalagi anak semata wayangnya. Alhasil, merekapun memutuskan untuk pergi berduaan saja tanpa Putri tercinta mereka. Anggap saja sebagai bulan madu kedua pikir mereka menghibur diri.

  Keesokan harinya saat hari keberangkatan ke dua orang tuanya, mereka di antar oleh Nabilah sampai ke Bandara. Setibanya di Bandara, Nabilah tak kuasa menahan sedihnya karena harus berpisah dengan kedua orang tuanya. Yeah, walaupun Cuma 1 minggu lamanya tetap saja terasa sangat lama baginya. Maklum saja karena Nabilah adalah anak satu-satunya, anak kesayangan plus tak bisa jauh dari kedua orang tuanya. Suatu kewajaran apabila waktu 1 minggu tanpa kedua orang tuanya itu rasanya seperti setahun lamanya.
Untuk menghibur Nabilah, Ayah dan Ibunya berjanji sepulang dari hongkong akan membawa oleh-oleh berupa Boneka Panda Besar kesukaan Nabilah. Kebetulan binatang panda adalah binatang favorit Nabilah. Mereka sangat tahu cara untuk menghilangkan kesedihan anaknya. Dan iming-iming itu sedikit menghibur Nabilah ditengah isak tangisnya yang sedikit manja. Senyuman manis pun terurai di bibir merahnya.

Mereka kemudian berpamitan di Bandara. “Semoga ayah dan ibu bisa menikmati liburan dan selamat di perjalanan”, doa Nabilah dalam hatinya. Tidak lama Kemudian terbanglah pesawat B-380 yang membawa ayah dan ibu Nabilah menuju ke negeri Hongkong.
 
Beberapa hari kemudian, liburan Nabilah bersama teman-temannya baru saja dimulai. Saat ini Nabilah bersama teman-temannya sudah berada di tempat wisata Kawah Putih. Rencananya Mereka akan berkemah selama seminggu. Liburan yang tentu sangat mengasyikkan bagi mereka. Berkemah di tengah pemandangan Kawah yang indah. Dengan nuansa kebersamaaan bersama teman-teman sekolahnya.  Sungguh luar biasa dan sangat menyenangkan pikir mereka.
Baru di hari pertama liburan, tiba-tiba ada kabar yang tidak menyenangkan yang menimpa Nabilah. Nabilah mendapat telepon dari tantenya yang bernama Shireen, adik kandung ibunya Nabilah. Dengan terkejut dan seakan tak percaya, Nabilah diberi kabar bahwa pesawat B-380 yang ditumpangi ayah dan ibunya telah dinyatakan hilang. Pihak Bandara dan pesawat itu kehilangan kontak sejak 24 jam yang lalu. Menurut  tante Shireen, pihak bandara terus menerus melakukan kontak sampai saat ini. Namun tidak ada respon dari pesawat berpenumpang 250 orang tersebut. Bahkan pesawat tersebut telah hilang dari radar Bandara. Tidak ada tanda-tanda jatuh, hancur atau tertabrak. Semuanya masih misteri dan menimbulkan tanda tanya semua pihak, khususnya para anggota keluarga dari penumpang pesawat.

Hal itu juga menimpa Nabilah. Dia menjadi cemas akan keselamatan Ayah dan Ibunya. Keceriannya di tengah liburan bersama teman-temannya seketika hilang. Dilingkupi oleh rasa takut dan panik.
Selesai menelpon, Nabilah pun bergegas untuk pulang ke rumahnya di Jakarta. Saat ini tante Shiren bersama suaminya Wisnu juga sedang menuju rumah tersebut. Mereka akan bertemu di sana. Setelah berpamitan dengan teman-temannya, Nabilah kemudian berangkat pulang lebih dulu dengan mengendarai Taxi.
  Singkat cerita sesampainya Nabilah di depan rumahnya, dia melihat tante dan om nya juga baru sampai di depan rumahnya. Terlihat raut wajah sedih dari tantenya. Paras cantiknya terlihat sendu dan muram. Kesedihan yang juga dirasakan oleh Nabilah saat itu.
Nabilah kemudian berjalan mendekati tantenya dan disambut dengan pelukan haru dari sang tante. Selain melepas rindu, pelukan itu juga mengartikan tentang kesedihan yang sama-sama dirasakan keduanya tatkala mendengar musibah yang menimpa kedua orang tercinta mereka. Tidak berapa lama, pintu rumah dibukakan oleh Bi Surti pembantu di rumah Nabilah. Bi Surti kemudian di beritahu mengenai berita hilangnya pesawat yang ditumpangi oleh majikannya. Mendengar berita itu, Bi Surti pun turut sedih. Maklum saja dia selalu diperlakukan baik oleh kedua orang tua Nabilah selama bekerja 5 tahun di rumah itu. Dan hal itu tentu saja menimbulkan kecemasan di dalam hatinya seperti halnya yang dirasakan oleh Nabilah.
Rencananya Tante Shireen dan Om Wisnu akan menginap di Rumah Nabilah. Mereka ingin menemani Nabilah yang sedang dirundung kesedihan. Keduanya amat menyayangi keponakan cantiknya itu. Maklum saja, pasangan muda itu belum juga dikaruniai anak setelah 2 Tahun menikah. Sehingga kasih sayang mereka tercurah untuk Nabilah yang sudah mereka anggap seperti anak mereka sendiri. Mereka sudah sering berkunjung dan menginap di rumah Nabilah sebelumnya.


  Hari demi hari terus berlalu. Kabar baik mengenai keberadaan pesawat B-380 tak kunjung datang. Pihak Bandara dibantu tim SAR terus melakukan pencarian dan pelacakan. Pencarian berpusat di samudera Hindia yang merupakan jalur perjalanan pesawat sebelum kehilangan kontak. Dalam pencarian itu, mereka dibantu oleh banyak negara. Malaysia, Australia, Thailand, Cina, dan Inggris adalah yang paling terdepan dalam melakukan pencarian pesawat naas tersebut.
Pesawat-pesawat canggih dan kapal-kapal laut mutakhir terus dikerahkan oleh masing-masing negara dalam melakukan penelurusan jejak pesawat. Satelit-satelit canggih juga diperbantukan untuk menganalisa perjalanan pesawat sebelum hilang dari radar Bandara. Semua serba canggih dan serba mutakhir. Yeah, mereka seperti berlomba-lomba untuk menemukan keberadaan pesawat itu. Berlomba-lomba dalam hal kemajuan teknologi dan kemajuan ekonomi masing-masing negara. Atau bisa lebih tepatnya seperti sayembara berhadiah. Hadiahnya berupa pengakuan dunia. Mungkin saja.
 Saat ini Berita hilangnya pesawat itu menjadi headline di berbagai stasiun TV Dunia. Begitu pula dengan perkembangan pencarian pesawat tak hentinya di beritakan oleh media. Hal itu mempermudah keluarga dari penumpang pesawat maupun masyarakat luas yang ingin tahu dengan berita itu. Caranya cukup dengan duduk manis di depan televisi. Begitu pula dengan Nabilah dan Tantenya yang selalu siaga menunggu kabar dari pencarian pesawat itu. Mereka selalu duduk manis di depan televisi untuk mengetahui perkembangan yang terjadi. Sekali-sekali Nabilah juga mencari berita di internet dengan laptop miliknya. Sehingga laptop dan televisi menjadi teman di saat-saat seperti itu.

Tidak terasa sudah 3 bulan berlalu sejak musibah hilangnya pesawat B-380 itu. Pencarian dan pelacakan yang terus dilakukan nampaknya tidak mendatangkan hasil alias nihil. Dan pada akhirnya Pencarian pun diputuskan untuk dihentikan saja. Kasus pun ditutup. Tim SAR dan negara-negara partisipan diarahkan untuk kembali ke negaranya masing-masing. Pihak Bandara mengumumkan kepada seluruh pihak keluarga penumpang pesawat agar berhenti berharap saja. Mereka sepertinya sudah menyerah dan tak sanggup lagi untuk meneruskan pencarian.
  Sontak saja kabar itu menimbulkan isak tangis di wajah Nabilah. Hal itu ibarat sebuah akhir dari harapan. Harapan akan keselamatan ayah dan ibunya yang sekarang menjadi kosong. Perasaan menyerah pun timbul di dalam hatinya. “Selamat tinggal ayah dan ibu,” kata Nabilah dalam hati. Sejak saat itu Nabilah memutuskan untuk tinggal dengan tante Shireen dan Om Wisnu di daerah Jawa Barat. Bi surti juga ikut serta bersama mereka, atas permintaan Nabilah.


***
 
Hari itu hari minggu. Hari libur sekolah Nabilah setelah 3 bulan dia pindah ke rumah barunya. Hari yang diisi dengan bermalas-malasan. Yeah, kebiasaan kalau di hari libur, separuh hari diisi dengan rebahan di kamar. Di temani guling dan kasur yang empuk.
Ada hal yang menarik di kamar baru Nabilah. Kamar itu disetting semirip mungkin dengan kamarnya waktu di rumahnya yang di Jakarta. Ada kasur dengan seprei bergambar panda. Serta seluruh ruangan yang dicat berwarna pink, warna kesukaan Nabilah. Semuanya membuat Nabilah merasa betah di kamar itu.
“Sungguh baik hati tante dan om,” pikir Nabilah. Dan mereka memang sengaja membuat kamar itu semirip mungkin dengan kamar Nabilah yang dulu. Supaya dia merasa betah di kediaman barunya itu.
Sambil berbaring di kasurnya, Nabilah memandangi foto keluarganya yang terletak di meja samping kasur . Foto bersama ayah dan ibunya dengan latar di pantai di pulau Bali.  Ada foto ayahnya di sebelah kanan dan ada ibunya di sebelah kiri. Ditengah-tengahnya ada foto gadis berperawakan agak chabi dengan mata galak dan rambut panjang tersenyum manis bahagia.
Mungkin itulah momen terakhir liburan mereka sebelum kejadian tragis pesawat yang hilang itu terjadi. Senyum terakhir bersama ayah dan ibu pikir Nabilah. Momen kebersamaan yang takkan pernah terlupakan dan menyisakan kesedihan di hati Nabilah.  Kesedihan yang selalu mewarnai hari-harinya.
Akan tetapi, semua sudah perlahan berubah. Sekarang kesedihan itu perlahan mulai berkurang. Seiring berjalannya waktu, Nabilah mulai bisa melupakan kenangan indah bersama kedua orang tuanya yang kini sudah tiada. Semua dikarenakan oleh kasih sayang om dan tantenya yang membuatnya merasa kuat. Kuat untuk terus menjalani kehidupan yang harus terus dijalani.
Suara ketukan pintu membuyarkan lamunan Nabilah. Diiringi suara seseorang di depan kamarnya.
“Nabilah, ayo sarapan bareng,” terdengar suara tante Shireen dari balik pintu.
“Iyaa tunggu sebentar,” jawab Nabilah bergegas beranjak dari kasur empuknya. Dengan lincah dia membuka pintu kamarnya. Setelah pintu dibuka, terlihat sosok wanita dengan perawakan sedang dan berambut panjang tengah berdiri di depan kamar Nabilah. Senyuman manis dari sang tante dibalas dengan senyum pula oleh Nabilah.
“Aku mandi dulu ya tante,” kata Nabilah dengan polos dan diiringi oleh anggukan tantenya. Sambil menunggu keponakannya mandi, dia merapikan kamar Nabilah walau tidak begitu berantakan
Tidak lama setelah Nabilah selesai mandi dan berganti pakaian, Mereka kemudian bersama-sama ke ruang makan untuk sarapan bersama.
Di ruang makan sudah menunggu om Wisnu yang sedang membaca koran. Di sampingnya ada Bi Surti yang sibuk menyiapkan makanan.
“Selamat pagi om Wisnu,” sapa Nabilah sambil duduk di kursi di samping om nya.
“Pagi Nabilah”, jawab om nya sambil meletakkan koran di samping meja makan. Tatapannya menuju ke arah Nabilah diiringi dengan senyum khas lelaki berwajah kotak itu.
“Bagaimana perasaanmu hari ini? Gak sedih lagi kan?” tanya om Wisnu
“Yeah.. lumayan berkurang sedihnya om. Lagipula aku merasa betah tinggal disini. Berkat Om dan Tante, jadinya di sini seperti berada di rumah sendiri,” jawab Nabilah sambil tersenyum simpul ke arah om dan tantenya.
“Syukurlah kalau begitu. Anggap saja rumah ini rumah kamu sendiri dan jangan sedih lagi ya,”  kata om Wisnu sambil tersenyum. “Ayo kita sarapan bersama. Jangan lupa Makan yang banyak ya,” Om Wisnu mengakhiri percakapan diiringi dengan anggukan Nabilah dan Tante Shiren. Mereka pun sarapan bersama. Sesekali sambil ngobrol dan tertawa bersama. Suasana kebersamaan di rumah baru yang sedikit menghibur hati Nabilah.

         Siang harinya, terik panas tak menghalangi Nabilah untuk berjalan-jalan keluar dari komplek perumahan tempat tinggalnya. Dia bermaksud untuk melihat-lihat suasana pedesaan yang berada di luar komplek perumahan mewah itu. Kebetulan daerah di sana memiliki panorama yang indah yang terdiri dari persawahan, padang rumput yang luas serta perbukitan di sana sini. Tidak terlalu banyak perumahan dan jauh dari hiruk pikuk serta kebisingan seperti di kota. Sangat cocok untuk menenangkan diri
  Jalan kaki sendirian di siang hari, begitulah yang sekarang dilakukan Nabilah. Dengan mengenakan baju kaos tangan panjang berwarna pink dan celana panjang berwarna hitam serta ransel kecil berwarna hitam dia berjalan menyusuri komplek perumahan tempat tinggalnya yang bernama CLUSTER GARDEN. Kemudian dia berjalan ke luar dari komplek menuju ke jalanan di pedesaan. 
 
Jalanan di daerah pedesaan itu lumayan lebarnya. Di kiri dan kanannya terlihat hamparan hijau persawahan. Letak persawahan itu berjarak Beberapa ratus meter dari rumahnya yang terletak di kawasan perumahan. Dari daerah itu terlihat hamparan perbukitan serta padang rumput yang luas. “Pemandangan yang sangat indah,” pikir Nabilah.
Lumayan ramai suasana di sekitar persawahan itu. Sesekali terlihat anak-anak kecil bermain layang-layang di pinggir sawah. Ada juga petani yang terlihat menanam padi. Kebetulan saat itu adalah musim tanam padi.  Beberapa orang juga terlihat lalu lalang di jalan. Mereka ramah-ramah dan juga murah senyum. Bahkan beberapa ada yang menyapa Nabilah. Padahal Nabilah tidak begitu lama tinggal di desa itu. Namun hal itu membuat Nabilah merasa semakin betah tinggal disana.
Perjalanan kemudian diteruskan menuju ke padang rumput luas yang letaknya di sebelah kanan jalan. Jarak antara jalan dan padang rumput itu lumayan jauh. Keduanya dihubungkan oleh jalan setapak yang ada di persawahan. Seorang diri Nabilah menyusuri jalan setapak itu menuju ke daerah padang rumput luas yang ingin ditujunya.
Padang rumput itu sangat luas. Di pinggirnya terdapat pohon-pohon besar dan rindang. Dari kejauhan terlihat perbukitan yang sangat indah. Perbukitan itu berjejer dan banyak sekali pepohonan di atasnya.
Nabilah pun perlahan menyusuri padang rumput luas itu. Merasakan hembusan angin sepoi-sepoi dan menikmati pemandangan di sana. Sesekali dia berteduh di bawah pohon rindang. 
Di sana banyak terdapat pohon rindang. Namun ada satu yang paling besar dan rindang. Nyaman sekali untuk tempat berteduh dan bersantai sejenak. Nabilah pun mulai menghentikan langkahnya dan memutuskan untuk duduk santai dan bersandar di bawah pohon yang besar itu.

Karena teriknya matahari, membuat Nabilah lebih lama berteduh di bawah pohon itu. Rasa haus memaksanya untuk membuka ransel yang dari tadi di bawanya. Di dalamnya ada air mineral dan camilan. Dia lalu meminum air mineral itu untuk menghilangkan rasa haus yang  dari tadi menggerogoti kerongkongannya.
Sambil bersandar di bawah pohon yang rindang itu, pandangan Nabilah kemudian tertuju kepada sepasang suami istri serta 1 orang anak kecil yang juga bersantai di padang rumput itu. Mereka tengah asik bersantai di bawah pohon yang letaknya tidak jauh dari pohon tempat Nabilah bersandar. Mereka menggelar tikar kecil yang di atasnya ada banyak makanan dan juga minuman. “Sepertinya mereka sedang makan siang,” gumam Nabilah. Keluarga itu terlihat sangat menikmati kebersamaan mereka. Tertawa bersama dan bercanda bersama ditemani suasana sejuk di bawah pohon.
Suasana asyik keluarga kecil itu kontan saja mengingatkan Nabilah akan  kedua orang tuanya. Kenangan indah itu kembali teringat. Kenangan indah dan kebersamaan bersama ayah dan ibunya. Rasa kangen pun mulai melanda. Lagi dan lagi.
Angin sepoi dan suasana tenang di padang rumput itu membawa Nabilah ke dalam ingatan masa lalunya.  Kenangan indah, tatkala Dia berlibur dengan kedua orang tuanya sewaktu di Bali. Yeah, kenangan saat liburan terakhir dengan kedua orang tuanya. Kenangan indah yang penuh dengan kebersamaan serta kebahagiaan.
1 tahun yang lalu saat liburan kelulusan. Nabilah dan kedua orang tuanya berlibur bersama di pantai Kuta, Bali. Saat itulah kebersamaan terindah yang takkan pernah terlupakan. Saat berjalan-jalan di pinggir pantai bersama sang ibu. Saat naik Banana boat dengan sang ayah. Dan juga saat berfoto bersama ayah dan ibunya.
Penuh dengan kebahagiaan dan tawa riang..
 
  Suasana tenang dan teduh menimbulkan rasa kantuk. Nabilah pun akhirnya terlelap di bawah pohon rindang itu.    Angin sepoi membawa nya ke alam tidurnya. Semakin dalam dan semakin jauh.


***

Dalam tidurnya dia pun bermimpi. Mimpi itu sangat aneh..

Dalam mimpi itu, Nabilah berdiri di atas sebuah tebing curam. Di seberangnya terdapat  tebing lainnya. Tebing di seberang itu terlihat sangat berkabut. Lama kelamaan Kabut pun memulai memudar. Sedikit demi sedikit mulai terlihat dua sosok  misterius. Dua sosok laki-laki dan perempuan yang sangat familiar dengan Nabilah.
Ya, ternyata kedua sosok itu tidak lain dan tidak bukan adalah ayah dan ibu Nabilah. Mereka dalam keadaan terikat dengan tali di tubuh mereka. Dari kejauhan, mereka berteriak meminta tolong kepada Nabilah.
Nabilah ingin sekali menolong kedua orang tercintanya itu. Namun jarak kedua tebing yang berjarak sekitar 50 meter itu tidak dilengkapi dengan jembatan penghubung. Lagipula di bawahnya terdapat lautan api merah yang tentu sangat panas. Mana mungkin dia bisa menyeberang.
Di tengah jeritan kedua orang tuanya itu, tiba-tiba ada sesosok wanita berpakaian serba hitam yang muncul di depan kedua orang tua Nabilah. Dia berpakaian seperti seorang penyihir.  Sosok wanita itu menatap tajam ke arah Nabilah. Dari kejauhan Tatapannya sangat menakutkan
Lama kelamaan kabut yang dari tadi melingkupi tebing di seberang Nabilah perlahan-lahan mulai menghilang. Dari kejauhan mulai terlihat sosok-sosok yang sebelumnya tertutup oleh kabut.  Banyak sekali jumlahnya bisa mencapai ratusan orang. Mereka terlihat seperti pasukan dengan mengenakan pakaian dari besi dengan warna serba hitam. Mereka berbaris di belakang si penyihir wanita yang berdiri paling depan.

Rasa takut mulai melingkupi pikiran Nabilah. Dia ingin menolong orang tuanya di seberang sana, tapi sepertinya tak bisa dia lakukan. Jumlah pasukan itu terlalu banyak. Lagipula dia juga tidak bisa menyeberangi tebing itu. Tapi walau bagaimana pun dia harus menolong kedua orang tuanya. Apapun akan dia lakukan demi menolong kedua orang tercintanya itu. Dia pun mulai berancang-ancang untuk melompat menuju ke tebing seberangnya itu. Dia bermaksud untuk meniru gerakan seperti yang dilakukan oleh atlet lompat jauh yang pernah dilihatnya di televisi.
Ketika Nabilah sudah bersiap melompat untuk menyeberang, tiba-tiba saja muncul dua orang sosok wanita di samping Nabilah. Keduanya berpakaian serba putih dengan setelan seperti orang Eropa jaman dulu. Salah satu diantara keduanya terlihat berusia sebaya dengan Nabilah. Dia berpakaian seperti puteri raja dengan gaun ala negeri Eropa seperti di film dongeng yang pernah ditonton Nabilah jaman SD dulu. Sedangkan yang satunya terlihat sedikit lebih dewasa dan berpakaian serba putih juga, namun dengan setelan gaun yang mirip seperti penyihir berbaju hitam di seberang tebing. Terlihat di leher wanita itu memakai kalung dengan liontin berwarna putih. 
Penampilan mereka di mata Nabilah terlihat seperti penyihir di film fiksi yang pernah ditonton Nabilah. Para penyihir biasanya identik dengan kejahatan dan ilmu hitam, Namun tidak untuk kedua wanita di samping Nabilah. Terlihat jelas tidak ada raut jahat di wajah mereka. Malahan mereka seperti ingin menolong Nabilah dalam misi untuk menyelamatkan kedua orang tuanya.
Tiba-tiba saja penyihir hitam di seberang tebing terlihat sedang berancang-ancang untuk melancarkan serangan. Dia membaca mantera aneh dalam beberapa detik. Tiba-tiba saja tebing tempat Nabilah dan kedua orang wanita misterius tadi bergerak. Tebing itu Bergerak semakin dekat menuju tebing di seberangnya. Perlahan semakin mendekat menuju posisi kedua orang tua Nabilah dan para pasukan hitam.


Tidak berapa lama kemudian, kedua tebing itupun akhirnya menyatu dan semuanya kini berdiri pada satu daratan. Raut wajah Nabilah seketika iba tatkala melihat kondisi kedua orang tuanya dari dekat. Terlihat jelas wajah kedua orang tua Nabilah yang dipenuhi luka memar. Serta dengan tangan dan tubuh mereka yang terikat semakin membuat Nabilah prihatin dengan kondisi kedua orang tercintanya itu.
Serangan mulai dilancarkan oleh penyihir hitam dan pasukannya ke arah Nabilah dan kedua wanita berbaju putih. Serangan pertama berupa bola api hitam yang meluncur cepat ke arah mereka.
Serangan pun direspon cepat oleh wanita di samping Nabilah. Dengan tiba-tiba wanita berpakaian putih itu maju ke depan Nabilah. Dia memegang liontin putih di lehernya sambil membaca mantra aneh. Tidak berapa lama kemudian muncul sinar putih yang keluar dari dalam liontin itu. Lama-kelamaan sinar itu membentuk prisai besar dan menyelubungi Nabilah beserta  kedua wanita di sampingnya.
Perisai itu mampu menahan serangan bola api dari penyihir hitam. Membuat bola api itu ditelan oleh perisai yang tadi diciptakan penyihir putih, sehingga bola api itu lenyap dengan seketika.
Melihat hal itu, si penyihir hitam menjadi sangat berang. Dia kemudian memberi aba-aba kepada seluruh pasukannya untuk maju menyerang. Seluruh pasukan itu dengan cepat bergerak melakukan serangan langsung ke arah Nabilah dan kawan-kawan.
Serangan itu direspon lagi dengan kekuatan sihir si penyihir putih. Dia melakukan sihir yang sama seperti yang sebelumnya. Namun kali ini perisai yang tercipta jauh lebih besar dari yang sebelumnya. Perisai itu juga dilapisi dengan kekuatan api yang keluar dari liontin di lehernya.
Kekuatan perisai itu mampu membakar pasukan yang datang menyerang. Satu persatu mereka berguguran. Tampaknya tak ada serangan yang mampu menembus kekuatan perisai yang diciptakan oleh liontin milik penyihir putih itu.
Hal itu membuat penyihir hitam semakin marah. Dia lalu menyiapkan sihir bola api yang lebih besar lagi. Namun kali ini berbeda dari sebelumnya. Serangan bola api itu tidak diarahkan ke arah Nabilah, melainkan diarahkan kepada kedua orang tua Nabilah.
Melihat hal itu, Nabilah kemudian bergerak cepat untuk keluar dari perisai yang menyelubunginya untuk kemudian mendatangi kedua orang tuanya yang tengah terancam. Dia berlari dengan sangat cepat tanpa menghiraukan teriakan ibunya yang menyuruhnya supaya tidak mendekat.
Akhirnya Nabilah pun berhasil meraih tangan ayah dan ibunya yang tengah terikat. Dia langsung memeluk kedua orang tuanya itu. Tak dapat disembunyikan rasa rindu karena terpisah terlalu lama dengan ayah dan ibunya.
Setelah melepaskan tali yang mengikat kedua orang tuanya, Nabilah kemudian mengisyaratkan kepada keduanya agar segera beranjak dari tempat itu. Namun terlambat, bola api hitam milik si penyihir jahat sudah siap untuk dilemparkan ke arah Nabilah dan kedua Orang tuanya. Disisi lain penyihir juga putih tidak sempat menggunakan sihirnya untuk melindungi Nabilah dan kedua orang tuanya.
Bola api kemudian dilempar oleh sang penyihir dan tepat mengenai tubuh Nabilah beserta kedua orang tuanya. Tidak ada waktu lagi untuk menghindar. Tak ada lagi yang bisa dilakukan selain pegangan erat. Membiarkan diri mereka terbakar oleh api sihir penyihir hitam.
Api itu terasa sangat panas..
Sakit..
Dan...

***

Tiba – tiba Nabilah terbangun dari tidurnya. Matanya terbuka dan terlihat daun pohon yang berguguran di atas wajahnya. Angin sepoi masih terasa menghujam kulitnya. Beserta dengan terik panas matahari yang mulai tak terasa, karena hari semakin senja. Terlihat pula di arloji Nabilah, jam menunjukan pukul 04.35.
Dengan perlahan Nabilah mulai beranjak dari pohon besar itu. matanya sedikit berkunang-kunang dan kepalanya agak sakit. Matanya kemudian mengarah ke arah pohon rindang yang dari tadi siang dilihatnya. Di sana tidak terlihat lagi keluarga kecil yang dari tadi duduk santai menikmati makan siang. Mungkin mereka sudah pulang pikir Nabilah.
Nabilah kemudian teringat dengan mimpi anehnya barusan. Hal itu membuatnya sedikit merinding. Tapi toh tetap saja itu hanya mimpi belaka. Bunga tidur pikirnya.
Sambil berdiri dengan perlahan, Nabilah kemudian meraih tas yang tergeletak di sampingnya. Dengan hati-hati dia mengangkat tas ranselnya itu. Setelah tas itu diraihnya, tiba- tiba air mukanya langsung berubah drastis. Raut wajahnya terlihat tegang tatkala melihat sesuatu di atas rumput di sampingnya. Sesuatu yang tadi tertindih oleh ranselnya. Sebuah benda berwarna putih berkilau. Ya, lebih tepatnya Liontin berwarna putih. Liontin yang rasanya pernah dilihatnya ketika berada di dalam mimpi.

Seketika pikiran Nabilah menjadi sibuk. Bingung, heran, takjub dan terkejut berkumpul menjadi satu di kepalanya. Semuanya terasa aneh dan sangat membingungkan. Mungkinkah suatu benda dari dalam mimpi bisa muncul di dunia nyata?

(To be continued...)


Ditulis oleh: Jack Neptune



Baca Juga