Pria yang Baik Itu Mengutamakan Karir Atau Cinta?
Pria yang baik itu mengutamakan karir ataukah cinta? Ada yang tau jawabannya?
Jawaban dari pertanyaan di atas sifatnya tidaklah mutlak. Ada yang beranggapan kalau pria yang baik harus mengutamakan karir, baru cinta. Ada juga yang beranggapan kalau cinta dulu, baru merintis karir bersama pasangan dari 0. Kedua opsi di atas sebenarnya sama-sama benar. Semua tergantung keadaan dan pola pikir masing-masing.
Perbedaan pendapat juga terlihat diantara 2 motivator kenamaan di Indonesia. Sebut saja mereka dengan inisial IS dan MT.
Untuk motivator dengan inisial IS memiliki pandangan kalau kita sebagai pria --harus mempercepat untuk menikah. Menurutnya, ketika kita memiliki 2 bidadari (ibu dan istri) di kehidupan kita, maka kita akan lebih fokus dalam membangun karir ataupun usaha. Selain itu, seorang wanita yang mendampingi suaminya dalam membangun kemapanan sedari 0 -- ketika sukses -- pernikahan mereka akan lebih langgeng. Sang suami akan menghargai seseorang yang sudah mendampinginya dari 0, dan kesuksesannya bisa dibilang adalah berkat andil dari sang istri.
Kita tentunya ingat dengan ungkapan, 'kesetiaan wanita diuji ketika pasangannya tak memiliki apa-apa.' Dan pendapat IS di atas bisa digunakan untuk menguji ungkapan tersebut.
Berbeda dengan IS, motivator dengan inisial MT lebih menganjurkan untuk membangun karir yang mapan dulu, baru mencari pasangan hidup. Dia memiliki argumen, kalau lelaki sejati harus 'memantaskan diri' dulu, baru bisa membahagiakan pasangannya. Bagi MT, tampan saja tak cukup untuk menjadi 'modal' seorang pria untuk bisa membahagiakan wanita.
Pendapat MT di atas juga bisa dibenarkan. Beliau beranggapan kalau lelaki sejati jangan sekalipun membuat wanitanya tidak bahagia dalam menjalani hidup. Bagi MT, pria yang mengajak wanitanya untuk menikah dan membangun semuanya dari 0 itu ibarat pria SPBU (Sarana Pengisian Bahan Bakar Umum). Para petugas SPBU biasanya akan berkata 'dari 0 ya pak/bu', sebelum mengisi tangki bahan bakar. Jadi menurut MT, lelaki sejati itu harus mapan dulu, agar pasangan hidupnya tidak menderita hidup bersamanya.
Well, pendapat kedua motivator hebat di atas sama bagusnya. Keduanya memiliki alasan yang logis -- dan tentunya bisa dibenarkan. Tinggal kita saja lagi yang mau memilih, antara karir atau cinta.
Pertanyaannya sekarang, mana yang akan kamu fokuskan terlebih dahulu? Karir, atau cinta?
Silahkan berikan jawabanmu di kolom komentar ya guys ;).
Artikel rekomendasi:
Mau cari jodoh di situs pencarian jodoh TERBAIK? Yuk merapat!
Artikel rekomendasi:
Mau cari jodoh di situs pencarian jodoh TERBAIK? Yuk merapat!