--> Skip to main content


  

[CERPEN] H A T I

HATI (Harus Aku Terima Ini)

Apapun itu, lakukanlah dengan HATI...
Walaupun kita memiliki banyak kekurangan, tapi kita beruntung memiliki HATI..
Kita bisa merasakan cinta, kasih sayang, kebahagiaan itu karena adanya HATI..
Namun, kita harus siap merasakan sakit, pilu dan sedih – juga karena HATI...

cerpen rubrik fiksi


            Pagi menjelang siang yang cerah, ketika jam istirahat sekolah baru saja dimulai. Semua murid kelas XI A pun bersorak kegirangan.
            “Waktunya makan siaang...” Seru Hodijah, siswi paling bersemangat di kelas.
            “Kau ini, makan terus yang dipikirkan,” gerutu Bella, teman sebangku Hodijah.
            Ratna hanya bisa tersenyum mendengar celotehan kedua sahabatnya itu. Dia memang sudah terbiasa mendengar ocehan dari keduanya. Layaknya sarapan pagi.
            Kini ketiga orang sahabat itu tengah asyik makan siang di kantin sekolah. Hodijah tampak rakus melahap mie ayam porsi jumbo yang ada di atas meja. Hal itu memang sesuai dengan postur tubuhnya yang memang terlihat ‘jumbo’. Ratna dan Bella geli melihat cara makan si Hodijah.

            “Hai, Ratna,” tiba-tiba terdengar sapaan ramah dari seorang lelaki dari belakang. Lelaki itu duduk bersama ketiga temannya yang juga tengah makan siang.
            Ratna pun menoleh seraya melemparkan senyuman manisnya. “Hai juga,” balas Ratna kepada lelaki tampan yang menyapanya barusan.
            “Cie cie ciiee...,” goda Bella dan Hodijah berbarengan. “Enak banget ya kamu disapa sama si ganteng Alex. Jadi pengen juga, huhu..” timpal si Bella lagi.
            “Apaan sih,” sahut Ratna mengelak. Wajahnya memerah karena tersipu malu.
            Tiba-tiba Alex berjalan mendekati meja makan Ratna dan kedua sahabatnya.
            “Kamu Ratna, kan?” Tanya Alex kepada cewek berwajah cantik itu.
            “I-iya, aku Ratna,” jawab Ratna sedikit gugup. Mungkin lebih tepatnya grogi.
            Kemudian si Alex mendekatkan wajahnya. “Boleh kan aku minta pin BB mu?”
            Hodijah dan Bella kemudian menyenggol-nyenggol Ratna yang tengah malu-malu. “Berikan saja pin mu rat,” bisik Bella. “Nanti aku minta pinnya si Alex sama kamu, ya.” Sementara Ratna hanya terdiam. Hatinya campur aduk.
             Ratna pun pada akhirnya memberikan pin BB nya kepada Alex. Selain karena desakan temannya – ada juga sedikit kemauannya darinya sendiri. Sesungguhnya Ratna memang sudah sejak lama mengagumi Alex. Kebetulan Alex adalah siswa paling ganteng di sekolah. Selain itu, Alex juga salah satu murid yang aktif di OSIS. Orangnya pun baik.
            “Terima kasih, ya,” tutur Alex. “Nanti kapan-kapan kita makan siang bersama, boleh kan?” Tanya Alex seraya tersenyum.
            “Hmm... Boleh deh,” jawab Ratna singkat. Wajahnya masih terlihat malu-malu. Sementara kedua sahabatnya terus menerus menggodanya tanpa henti.
            Tiba-tiba lonceng berbunyi, tanda jam istirahat sudah berakhir.
            “Aku duluan ya,” kata Alex. Dia kemudian berjalan diikuti kedua temannya yang tadi makan semeja bersamanya.
            Ratna, Hodijah dan Bella pun langsung bergegas untuk masuk kelas. Mereka berjalan melewati pekarangan yang jaraknya beberapa meter dari kelas. Mereka berjalan seraya bersenda gurau.
            “Hai, non Ratna!” Terdengar sapaan yang mengejutkan ketiga siswi itu.
       Ketiganya pun menoleh. Ternyata yang menyapanya adalah seseorang pemuda berpakaian lusuh. Di tangan pemuda itu ada sapu dan serok. Dia terlihat begitu percaya diri di hadapan ketiga siswi cantik itu.
            “Aduh, kenapa kamu mendekat,” sergah Bella. “Pergi sana, pakaianmu kotor sekali!"
            “Siapa kau?” Balas si tukang sapu. “Saya kan menyapa non Ratna.”
            “Sudah-sudah!” Potong Ratna. “Jangan diladeni orang ini. Kita masuk kelas saja!” Ajak Ratna kepada kedua sahabatnya.
            Mereka pun berlalu dari hadapan si tukang sapu. Dan si tukang sapu tetap tersenyum-senyum sambil terus menatap Ratna, siswi paling cantik di sekolah itu.

---
            Tukang sapu itu bernama Ajie. Usianya sekitar 19 tahunan. Di usia muda seperti itu dia sudah bekerja sebagai tukang sapu di sekolah. Dia putus sekolah semenjak duduk di kelas 2 SMP. Semua itu dilakukannya lantaran kedua orang tuanya yang meninggal karena kecelakaan. Dia sekarang hidup berdua dengan adik perempuannya yang masih berusia 6 tahun. Karena itulah, dia memutuskan untuk berhenti sekolah dan membanting tulang guna memberi nafkah untuk adiknya. Dia rela melakukan itu semua demi membahagiakan adik semata wayangnya itu.
---

            Bel tanda pulang sekolah pun berbunyi. Seluruh siswa berhamburan keluar dari ruang kelas. Termasuk juga Ratna, Hodijah dan Bella. Mereka tampak senang.
            Tiba-tiba..  
            Mereka dikejutkan oleh pak kepala sekolah yang sedang memarahi seseorang. Orang yang dimarahinya ternyata adalah Ajie, si tukang sapu sekolah.
            “Kamu ini dasar PIKUN!” Hardik pak Kepala Sekolah. “Bisa-bisanya kamu lupa membersihkan ruangan saya. Kotor sekali tau!” Mata beliau melotot ke arah Ajie. Sementara si Ajie hanya tertunduk lesu. Dia seperti kebingungan dan takut.
            “I-iya, maaf pak,” kata Ajie dengan wajah tertunduk.
            “Kalau begitu kamu bersihkan ruangan saya sampai bersih! Kamu tidak boleh pulang sampai benar-benar bersih!!” Tegas kepala sekolah seraya pergi menjauh.
            Hodijah kemudian membisiki si Bella. “Galak banget tuh kepala sekolah.”
            “Salah tukang sapu itu, masih muda kok sudah pikun!” Jawab Bella.
            “Sudah-sudah, Kita pulang saja!” Potong Ratna. Dia kemudian berjalan mendahului kedua sahabatnya. Dalam hatinya merasa sedikit iba dengan apa yang dilihatnya barusan. Tapi dia juga merasa aneh, kenapa orang berusia muda seperti Ajie itu bisa sangat pikun. Dan kejadian seperti tadi sudah sering dilihat oleh Ratna.
.
***

           Malam harinya, di rumah Ratna.... 
           Ratna terlihat senyum-senyum sendiri di kamarnya. Sesekali dia mengetikkan sesuatu di HP nya. Sepertinya dia sedang asyik BBM an dengan seorang pria. Seorang pria yang sangat dikaguminya. Siapakah dia?
Siapa lagi kalau bukan si Alex, pria yang tadi siang meminta pin BB Ratna. Saat ini Ratna dan Alex saling mengakrabkan diri lewat dunia maya.

***

           “Bagaimana kalau malam ini kita jalan-jalan?” Tanya Alex kepada Ratna. Saat ini mereka berdua sedang makan siang bersama di kantin sekolah.
            Ratna pun terdiam sejenak. Dalam hatinya sangat senang karena pria yang dikaguminya mengajaknya jalan-jalan bersama – atau istilah kerennya kencan.
.           “Oke deh,” jawab Ratna seraya tersenyum.
            Bel tanda masuk kelas pun berbunyi. Ratna dan Alex langsung beranjak dari kantin untuk menuju kelas masing-masing.
  
 Ketika mereka berjalan di pekarangan sekolah, tiba-tiba terdengar lagi sapaan seseorang. Suaranya sama persis seperti kemarin.
            “Hai, non Ratna,” sapa Ajie, si tukang sapu sekolah. Wajahnya sumringah.
            Mendengar hal itu, si Alex langsung naik pitam.
            “Ngapain kamu di sini!” Bentak Alex. “Sudah pergi sana! Dasar tukang sapu!!”
            “Sudah-sudah, Lex. Jangan diladeni,” sahut Ratna seraya mengajak Alex agar langsung menuju kelas. Dia pun langsung beranjak diikuti oleh Alex yang tampak kesal. Sementara si Ajie hanya bisa menghela nafas panjang. Dia kemudian meneruskan pekerjaannya, yaitu menyapu pekarangan dan ruangan di sekolah itu.

***

  Hari ini – Minggu, ketiga sahabat itu tengah berada di rumah Ratna. Mereka berkumpul untuk mengerjakan tugas kelompok, karena besok mau dikumpulkan.
            
            “Apa?! Kamu pacaran sama si Alex?!” Seru Bella setengah kaget.
            “Hmm.. Begitu deh,” jawab Ratna sambil senyum-senyum. Dia amat bahagia.
            “Cie..cie..cie.. ada yang lagi dimabuk kepayang nih,” timpal si Hodijah. “Ngomong-ngomong, kapan jadiannya, Rat?” Tanyanya lagi dengan penasaran.

            Ratna pun menjelaskan perihal yang ditanyakan oleh Hodijah. Dia menjelaskan kalau tadi malam habis ‘kencan pertama’ dengan Alex. Waktu itu pas sekali malam Minggu – malam yang romantis bagi sepasang lelaki dan perempuan untuk berkencan. Alex kemudian mengajaknya makan di sebuah kafe yang terbilang elit. Di sanalah Alex mengungkapkan isi hatinya kepada Ratna. Dan Ratna pun menceritakan kalau tadi malam suasananya sangat romantis. Dan dia akhirnya menerima permintaan Alex untuk menjadi tambatan hatinya.

            “So sweeet...” Seru Bella dan Hodijah bersamaan.  Mereka terkesima dengan cerita Ratna. Sebuah impian bagi wanita, ‘ditembak’ dalam momentum romantis seperti yang diceritakan oleh Ratna.
            “Aduh kalian ini.. Lebay deh..,” sahut Ratna dengan wajah tersipu. “Lebih baik kita fokus mengerjakan tugas saja sekarang. Besok kan mau dikumpulkan!”
            “Kamu juga sih cerita-cerita begitu. Bikin iri saja,” timpal si Bella.

Ketiga sahabat itu akhirnya kembali fokus untuk mengerjakan tugas. Wajah Ratna tampak bersemangat dalam mengerjakan tugas. Dalam kepalanya masih teringat dengan kejadian tadi malam yang membuat hatinya berbunga-bunga..

***

            Beberapa hari ini terasa indah bagi Ratna. Bagaimana tidak, setelah statusnya ‘jelas’ sebagai sepasang kekasih – dia selalu menghabiskan waktu bersama dengan kekasihnya, yaitu si Alex. Bahagia rasanya ketika lelaki yang selama ini dikaguminya justru sekarang menjadi kekasihnya. Bisa dibayangkan bagaimana hari-hari terasa berwarna bagi Ratna. Ketika seorang pangeran pujaan hatinya kini begitu mencintai dirinya. Selalu ada di setiap harinya, di saat suka maupun duka. Ternyata cinta itu benar-benar indah, pikir Ratna.

            “Hedeh dia lagi,” kata Alex dengan nada jengkel. Bagaimana tidak, lagi-lagi si tukang sapu mencoba menyapa Ratna yang kini menjadi kekasihnya.
Waktu itu Alex dan Ratna baru saja dari kantin, selesai jam makan siang. Dan sekarang mereka berjalan menuju ruangan kelas. Tapi harus bertemu si tukang sapu itu lagi.

            “Hai non Ratna,” sapa Ajie lagi dengan ramah dan sambil tersenyum.
            Tiba-tiba Alex langsung menghampiri si Ajie. Dia lantas mendorongnya sampai terjatuh. Ajie pun terduduk di tanah. Sapu di tangannya terlepas.
            “Dasar brengsek!” Bentak Alex. “Kamu ini tidak tahu diri, ya! Dasar tukang sapu! Kampungan! Pergi Sana!” Alex membentak si tukang sapu habis-habisan.
            Mendengar ucapan kasar dari si Alex, Ajie pun pergi menjauh. Wajahnya nampak murung sekali. Mungkin dia sudah ‘sadar’ siapa dirinya, betapa tidak berharganya dirinya. Dia hanyalah seorang tukang sapu. Dia merasa sangat hina.

***

            Pada saat jam pulang sekolah. Lagi dan lagi! Ratna, Hodijah dan Bella melihat pemandangan yang sangat familiar. Kepala sekolah tengah memarahi si Ajie. Dan lagi -- karena kepikunannya. Tukang sapu itu pun kembali harus pulang telat, lantaran di suruh membersihkan ruangan guru, sampai bersih se bersih-bersihnya.

            “Maaf ya, teman-teman,” kata Ratna memulai obrolan. “Kalian pulang saja duluan. Aku hari ini mau pulang bersama  Alex. Tadi dia yang minta ke aku.”
            “Cie-ciee..” Kata Bella dan Hodijah berbarengan.
“Ya sudah, kami pulang duluan,” kata Bella setuju. Dia mengerti kalau sahabatnya itu tengah lengket dengan kekasihnya.
Bella kemudian berjalan menjauhi Ratna, diikuti oleh si Hodijah. Dan kini Ratna tertinggal sendirian di depan kelasnya. Dia menunggu sang kekasih yang katanya masih berada di ruang OSIS.    

***

Tak terasa, sudah sejam lamanya Ratna menunggu. Suasana sekolah sudah sepi. Para guru dan murid sudah pulang. Tinggal dia seorang yang ada di sana.

Tiba-tiba ada pesan BBM dari Alex. Setelah dibuka, ternyata isinya Alex meminta Ratna agar segera mendatanginya di ruang OSIS. Ratna pun langsung bergegas menuju ke ruang OSIS. Dia tak sabar lagi ingin bertemu kekasihnya dan langsung pulang ke rumah.

Ratna kemudian masuk ke dalam ruangan OSIS. Suasana ruangan tampak sepi. Sepertinya tak ada orang.
 Tiba-tiba saja...
Pintu ruangan ditutup dari dalam! Kontan saja, hal itu membuat Ratna terkejut. Ratna kemudian menoleh, dan ternyata ada 3 orang yang ada di sana. Mereka sejak tadi bersembunyi di balik pintu ruangan.
Mereka ternyata menunggu Ratna sejak tadi. Dan, salah satu dari mereka adalah.. 
Si Alex, kekasihnya Ratna. 
Wajah Alex tampak tersenyum licik. Kelihatan kalau kekasih Ratna itu ingin berbuat jahat kepadanya -- di ruangan yang gelap dan terkunci itu. Mungkinkah dia sudah merencanakan ini semua? pikir Ratna.

           Tidak menunggu lama-lama, langsung saja kedua teman Alex memegangi tubuh Ratna. Ratna berusaha melakukan perlawanan, dia meronta-ronta. Namun hal itu sia-sia saja. 
            Sementara itu si Alex langsung mendekati Ratna. Dia mencengkram tubuh Ratna, kemudian membuka seragam Ratna secara paksa. Kontan saja Ratna berteriak-teriak meminta tolong.
            “Percuma saja berteriak! Tidak ada seorang pun di sini!” Bentak si Alex. Wajahnya seperti kesetanan. Nafsu bejatnya memuncak. Dia ingin segera melampiaskan nafsunya itu. Sementara Ratna terus meronta-ronta.

            ”BRUAKKKK!!” 

            Tiba-tiba pintu didobrak dari luar. Kontan saja hal itu membuat Alex dan kawan-kawannya terkejut bukan main. Mereka tidak menyangka ada orang lain yang tahu tentang keberadaan mereka di sana. Padahal jam sekolah sudah usai.

            Rupanya yang mendobrak pintu tadi itu adalah... 

            Seorang pemuda berpakaian lusuh dengan sapu di tangannya. Ya, dialah si Ajie!
            Dengan sigap Ajie menggunakan sapunya sebagai ‘pedang’ dan membuat ketiga pemuda bejat itu mundur beberapa langkah. Ajie kemudian berhasil menghampiri Ratna. Dia kemudian menyuruh Ratna agar membetulkan seragamnya
            “Cepat lari dari sini, Non!” Seru Ajie. “Biar saya yang mengurus mereka!”
            Ratna pun lega, meskipun air mata tengah membanjiri pipinya. Air mata lega, lantaran 'kehormatan'nya masih tetap terjaga.

            “Ta-tapi, bagaimana denganmu?” Tanya Ratna dengan terbata.
            “Sudah, jangan banyak tanya!"Bentak si Ajie. "CEPAT LARI!!”. 
            Ajie kemudian mendorong tubuh Ratna dengan paksa, agar segera keluar dari ruangan itu.

            Ratna pun akhirnya menuruti perintah Ajie, dia berlari sekuat tenaga. Dia berlari dengan cepat dan semakin jauh dari ruangan itu. Sesekali dia berbalik ke belakang untuk melihat keadaan. Dari kejauhan dia melihat ‘sang penolong’nya dipukuli habis-habisan oleh ketiga pemuda bejat itu. Ratna terus berlari menjauh. Air matanya kemudian mengalir deras. Dia tak menyangka dengan apa yang dihadapinya. Ternyata orang yang dicintainya tega melakukan hal itu kepadanya. Sementara orang yang diremehkannya lah yang telah menyelamatkan dirinya. Orang itu telah menyelamatkan ‘kehormatan’nya.

***

            Di rumah sakit pada pukul 21.00. Ajie akhirnya tersadar dari komanya. Ada luka tusukan pisau di rusuk kirinya yang membuatnya koma selama beberapa hari.
            Dihadapannya ada 2 orang wanita tengah menangis. Ratna, dan seorangnya lagi adalah gadis kecil bernama Dina. Gadis kecil itu adalah adik kandungnya si Ajie.

            “Tiga orang bajingan itu sudah ditangkap oleh polisi,” ungkap Ratna dengan lirih. “Te-terima kasih atas semua pertolonganmu...”
            Ajie pun mengangguk seraya menghela nafas.
            “Syukurlah kalau begitu,” kata Ajie. Dia kemudian berfikir sejenak.
            "Bolehkah aku meminta sesuatu?”
            "Ma-maksudmu?" Tanya Ratna.
            "Anggap saja sebagai permintaan terakhirku," raut wajah Ajie tampak menahan rasa sakit yang luar biasa.
            Ratna pun terisak. Air matanya berlinangan. 
            “Ka-katakan saja, pasti akan ku kabulkan,” jawab gadis itu dengan terbata.

            Ajie kemudian menghela nafasnya panjang-panjang ...

            “Waktuku tidak lama lagi,” gumam Ajie lirih. Tolong jaga adikku, ya,” pintanya seraya tersenyum. Senyumnya memancarkan cahaya yang tak biasa.
             Mendengar perkataan Ajie, Ratna pun terkejut.
            “Kau akan sembuh! Pasti Sembuh!” Sergah Ratna. Tangisannya tak berhenti.
            “Tidak!” Jawab Ajie. “Cepat atau lambat aku pasti akan mati! Kalaupun tidak mati, aku pasti akan ‘hilang’ untuk selama-lamanya dari dunia ini...”
            “A-apa maksudmu dengan ‘hilang’ untuk selama-lamanya?” Tanya Ratna sambil menangis.
            “Nanti kau juga akan tahu sendiri..” Tutup Ajie.

***

            1 Minggu kemudian, Ajie akhirnya meninggal dunia karena luka parah yang dideritanya. Dia sudah tak bisa bertahan lagi, karena jantungnya yang sedikit sobek akibat ditikam Alex dan kawan-kawannya.
Kesedihan pun menghantui diri Ratna. Dia memeluk erat adik ajie dan menangis tersedu-sedu. Kini adik ajie itu tinggal sebatang kara. 
Ratna pun bersumpah akan menjaga dan memelihara adiknya Ajie -- adik dari orang yang telah menyelamatkan ‘kehormatan’nya. Itulah yang sekarang menjadi tekad hidupnya!

***

            “Oh.. Akhirnya aku mengerti!” gumam Ratna. Dirinya tampak sedang membaca buku kecil milik Ajie.
            Saat ini Ratna tengah berada di rumah Ajie untuk mengemasi barang-barang milik adiknya Ajie. Sebentar lagi gadis kecil itu akan tinggal bersamanya.

            Di buku kecil di tangan Ratna itu tertulis, ‘HATI (Harus Aku Terima Ini)’. Di dalamnya tertulis kisah hidup Ajie yang ternyata sangat pedih. Setelah kehilangan kedua orang tuanya, dia divonis mengidap penyakit Alzheimer -- yaitu penyakit pikun seperti yang dialami orang yang sudah tua. 
            Ratna pun berkesimpulan, pantas saja selama di sekolah -- Ajie selalu dimarahi lantaran kepikunannya. Rupanya hal itu adalah akibat dari penyakit yang menggerogotinya itu.
    
           Perlu diketahui, Alzheimer adalah syndrom di otak di mana gejala awalnya adalah sering lupa alias pikun. Namun, kalau sudah parah – maka dia akan ‘hilang’ dari dunia ini. ‘Hilang’ yang dimaksud adalah, dia akan lupa segala hal. Lupa mandi, lupa buang air, lupa dengan siapa saja.
           Dan akhirnya, Ratna pun mengerti arti dari ucapan terakhir si Ajie sewaktu di rumah sakit. Cepat atau lambat, dia pasti akan ‘hilang’ dari dunia ini. Rupanya itulah yang dimaksud Ajie menjelang akhir hayatnya.
           
           Di halaman terakhir buku kecil berjudul HATI itu, tertulis sebuah kalimat yang membuat Ratna semakin berlinangan air mata. Isi kalimat itu adalah:

“Meskipun penyakit ini menggerogotiku. Meskipun aku akan lupa segalanya. Ada 2 nama yang selalu tersimpan di dalam hatiku. Mereka adalah Non Ratna dan Dina, adik kecilku...”


--SEKIAN--



(disclaimer: Cerita ini hanyalah fiksi dan sedikit mengandung unsur dramatisasi. Jadi apa yang diceritakan di atas bukanlah gambaran sesungguhnya dari penyakit Alzheimer)


Author: Ajie Fabregas
Profesi: Internet marketer, penulis dan pencipta lagu
Dengarkan lagu ciptaannya di: 
www.reverbnation.com/triology4
www.reverbnation.com/ajiesongcollection
KUTIPAN FAVORIT:
"Enjoy Aja!"

CAUTION!

- DILARANG KERAS MENIRU, MENJIPLAK DAN MENGKOPI IDE MAUPUN ISI DARI TULISAN DI ATAS. KARENA ITU MERUPAKAN PELANGGARAN UNDANG-UNDANG HAK CIPTA.
- APABILA DITEMUKAN PELANGGARAN HAK CIPTA/PLAGIAT, MAKA AKAN BERHADAPAN LANGSUNG DENGAN HUKUM DI REPUBLIK INDONESIA!


Baca Juga